Review Film Challengers: Drama Olahraga Penuh Provokatif
JAKARTA - Beberapa kali ditunda, akhirnya film Challengers bisa disaksikan di bioskop. Film arahan Luca Guadagnino ini mulanya dijadwalkan tayang pada tahun lalu namun baru terealisasi pada tahun ini.
Challengers menjadi eksplorasi baru Guadagnino dalam mengarahkan film. Jika film terakhirnya, Bones and All (2022) menyorot kanibalisme, kali ini Challengers akan mengambil tema percintaan dengan latar olahraga.
Challengers mengisahkan Tashi Duncan (Zendaya), seorang atlet tenis yang bersinar di awal kariernya, harus mengakhiri jalan panjang setelah mengalami cedera ketika bertanding. Sebelum kejadian naas itu, Tashi Duncan berkenalan dengan dua petenis baru: Patrick Zweig (Josh O’Connor) dan Art Donaldson (Mike Faist).
Patrick dan Art sama-sama mengagum Tashi Duncan karena penampilannya dan aksinya saat bertanding tenis. Keduanya juga berusaha mendekati Tashi dengan cara mereka masing-masing, hingga beberapa tahun kemudian, Tashi mundur dari dunia tenis dan menjadi pelatih untuk suaminya, Art Donaldson.
Beberapa bulan ke belakang, performa Art Donaldson semakin menurun dan mengalami kekalahan terus menerus. Untuk melatihnya, Tashi mendaftarkan Art ke turnamen Challengers yang terhitung rendah dalam pertandingan tenis.
Tashi merasa kesal ketika tahu Patrick ternyata mengikuti Challengers dan bersaing dengan sang suami. Tashi juga tidak suka karena Patrick adalah mantan kekasihnya.
また読む:
Challengers penuh dengan suasana intens sejak film ini dimulai. Narasi bercerita yang alur mundur mendukung konflik yang terus berjalan seiring dibumbui twist untuk menambah ketegangan antara Tashi, Art, dan Patrick.
Rasanya tidak perlu khawatir jika Anda bukan penggemar tenis, karena film ini menggunakan tenis sebagai latar cerita. Namun, momen pertandingan tenis itu dieksekusi dengan baik - membuat penonton terasa ikut menyaksikan pertandingan tenis penuh drama itu.
Pasalnya, ada beberapa sudut pengambilan gambar yang diambil dari perspektif tidak biasa, di antaranya dari bola tenis, punggung pemain, atau dari bawah lapangan tenis. Chemistry ketiga pemeran utama juga solid membawa Challengers sangat dinikmati.
Ketegangan itu juga datang dari scoring yang dibuat Trent Reznor dan Atticus Ross yang menggunakan banyak elemen musik elektronik yang mendukung ceritanya.
Challengers adalah drama tenis yang seksi, provokatif, dan dinamis. Didukung ceritanya, para pemain bereksplorasi menunjukkan akting mereka yang luar biasa. Sebuah kesegaran baru ada di film Challengers yang bisa ditonton di bioskop Indonesia.