JAKARTA - Potret kehidupan Glenn Fredly dihadirkan dalam film Glenn Fredly: The Movie arahan sutradara Lukman Sardi. Film ini juga diproduseri Robert Ronny dan Daniel Mananta dan mengandeng Marthino Lio sebagai pemeran utama.
Film ini juga dibintangi Ruth Sahanaya, Bucek Depp, Zulfa Maharani, Alyssa Abidin, Sonya Alyssa, Sahira Anjani, Winky Wiriawan, Aufa Assegaf dan Gilbert Pattiruhu. Selain itu film ini turut menghadirkan deretan musisi yang dikenal sebagai teman baik Glenn mulai dari Ridho Slank, Webster Manutuhu dan lainnya.
Sesuai judulnya, Glenn Fredly: The Movie mengisahkan karier Glenn Fredly yang mulai populer di tahun 2000-an setelah lagu Januari. Ia pulang ke Ambon dan mencoba menghibur masyarakat di tengah isu kerusuhan terus terjadi di sana. Ia bertemu dengan seorang penggemar yang ternyata penjaga gereja beragama Islam.
Ketika Glenn hendak bernyanyi, kerusuhan di gereja mulai terjadi dan Glenn menyaksikan sendiri penggemarnya tewas terkena tembakan tersebut. Dari sana, Glenn bertekad untuk membawa perubahan agar tidak ada kerusuhan di Ambon.
Glenn juga mengalami kegalauan karena kepulangannya ke Ambon tidak disambut baik oleh sang ayah. Mereka bertengkar hingga Glenn memilih pergi dari rumah. Glenn memilih tinggal di Jakarta, memulai kehidupannya sebagai penyanyi ibu kota.
Perjalanan Glenn terus berlanjut hingga ia tenggelam dalam keinginan untuk membantu orang lain. Ia tidak sadar kehidupannya mulai hancur, hubungannya dengan orang di sekitarnya juga sama.
BACA JUGA:
Glenn Fredly: The Movie pandai memilah momen dan melakukan kurasi lagu untuk ditampilkan di antara ceritanya. Film ini akan membuat penonton bernyanyi tapi memang lagu-lagu Glenn memiliki magisnya sendiri.
Kemudi film ini dimainkan Marthino Lio yang menyanggupi perannya sebagai sosok Glenn. Gerak-geriknya, cara berbicaranya sangat menyerupai Glenn. Mungkin jika Anda menutup mata Anda, Anda bisa meyakini suara Lio adalah suara Glenn.
Tagline film ini adalah cinta, musik, keluarga. Tapi nampaknya, keluarga jadi subplot yang mendominasi dan berhasil mengantarkan alur cerita film ini. Film ini pandai memilih cerita yang akan ditampilkan alih-alih membuat biopik lalu menyusun perjalanan Glenn.
Dari film ini, penonton akan tahu banyak hal soal Glenn mulai dari usahanya untuk memajukan Ambon sebagai kota musik, hingga hubungan dengan sang ayah yang jarang disorot publik. Interaksinya dengan Bucek Depp dan Ruth Sahanaya juga mendukung dan keduanya berakting dengan baik mendukung Lio.
Di tengah pemilihan plot ini, sayangnya tutur berceritanya kurang efektif. Tidak ada timestamp yang bisa menunjukkan kapan alur maju atau mundur sehingga penonton harus menebak-nebak prosesnya.
Terlepas hal itu, Glenn Fredly: The Movie mengakhiri cerita film ini dengan konklusi yang baik. Alih-alih membuatnya seperti fiksi, film ini bertransisi dari cerita fiksi (Marthino Lio) menjadi cerita aslinya (Glenn Fredly).
Film ini bukan hanya menjadi biopik tapi sebuah representasi bahwa Indonesia punya musisi yang memperjuangkan industri musik ke titik penghabisan. Didukung oleh akting Marthino Lio yang luar biasa, film ini juga memotret sisi keluarga yang dekat dengan masyarakat.
Adapun film Glenn Fredly: The Movie bisa disaksikan di bioskop.