JAKARTA - Presiden Bolivia Luis Arce pada Hari Kamis membantah terlibat atau mengetahui upaya kudeta gagal yang dilakukan mantan komandan tertinggi militer negara itu, yang menuduhnya telah meminta melakukan sesuatu untuk meningkatkan popularitas.

"Kami tidak pernah diberitahu mengenai niatnya," kata Presiden Arce kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers di markas besar pemerintah, melansir Reuters 28 Juni.

"Kami terkejut," tandasnya.

Mobilisasi unit-unit militer pada Hari Rabu membuat Jenderal Juan Jose Zuniga mengumpulkan pasukan di alun-alun utama ibukota La Paz, menabrak pintu istana dengan sebuah kendaraan lapis baja agar para tentara dapat masuk ke dalam gedung.

Jenderal Zuniga, yang kemudian ditangkap, mengatakan kepada para wartawan, Presiden Arce telah memintanya untuk membantu mendongkrak popularitas.

Kantor berita lokal Fides melaporkan, Jenderal Zuniga mengatakan kepada polisi, Presiden Arce telah mengizinkannya tiga hari sebelumnya untuk mengerahkan kendaraan lapis baja tersebut "dengan tujuan untuk mengendalikan situasi konflik di negara itu."

Sebelumnya pada Hari Kamis, Menteri Dalam Negeri Eduardo del Castillo mengatakan dalam sebuah wawancara, Presiden Arce telah menerima laporan tentang "upaya destabilisasi", meskipun pemerintah tidak tahu lebih banyak pada saat itu.

Presiden Arce mengatakan, Zuniga "bertindak atas kemauannya sendiri," dan setelah mengetahui apa yang sedang terjadi, Ia menelepon mantan Presiden Evo Morales, mantan sekutunya yang kini menjadi saingan politiknya, untuk memperingatkannya.

"Sudah jelas bahwa mereka datang untuk menangkap saya," kata Presiden Arce, "dan setelah itu mereka mengincar Evo Morales."

Jendela Zuniga sebelumnya mengatakan, Morales seharusnya tidak dapat mencalonkan diri lagi sebagai presiden dan mengancam akan menghalanginya jika ia mencoba melakukannya.

Panglima tersebut telah diberitahu pada Selasa malam bahwa ia akan dicopot dari posisinya karena perilakunya itu "tidak sejalan dengan Konstitusi," menurut Del Castillo.

Sang menteri mengenang, Zuniga bereaksi dengan tenang terhadap berita tersebut.

"Tetapi tidak ada yang bisa membayangkan bahwa keesokan harinya, sebelum serah terima jabatan secara resmi, akan ada kudeta yang gagal di negara kami," tandasnya.

Jenderal Zuniga ditangkap bersama dengan mantan komandan Angkatan Laut Juan Arnez Salvador, kata Del Castillo. Dia kemudian mengatakan, 17 orang telah ditahan sejauh ini, tetapi ada "lebih banyak lagi yang berpartisipasi."

Kudeta yang gagal ini terjadi hanya dalam waktu beberapa jam dan memicu kecaman dari para pemimpin dunia, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa demokrasi di itu masih terancam.

Presiden Arce, yang dengan cepat melantik kepala militer yang baru, pada Kamis malam berusaha untuk meyakinkan publik, mengatakan semuanya "telah kembali normal".


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)