JAKARTA - Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta, Ibnu Chuldun menyatakan, video viral terkait nasi cadong atau nasi jatah makanan narapidana tanpa lauk pauk yang beredar di media sosial adalah hoaks atau tidak benar.

Pasalnya, dari hasil sidak yang dilakukan jajarannya di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Salemba, Jakarta Pusat tidak menemukan terkait adanya berita tersebut.

"Iya itu hoaks. Jadi menyikapi apa yang diberitakan di media sosial di lapas salemba, kami melakukan sidak ke dapur Lapas Kelas IIA Salemba. Yang kami lihat langsung ke dapur, pemberian makan tidak seperti yang diberitakan (di media sosial instagram @jadetabek.info)," kata Ibnu Chuldun saat dikonfirmasi VOI, Rabu, 21 September.

Ibnu menjelaskan, dari hasil sidak pihaknya, di compreng ada nasi dan lauk pauknya sesuai daftar menu 10 hari. Pemantauan distribusi makanan dilakukan selama 1 hari penuh pada Selasa, 20 September. "Apa yang disampaikan di medsos tidak sesuai dengan yang kami sidak tadi. Hasil sidak sesuai dengan menu 10 hari itu," ujarnya.

Kendati demikian, Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta berjanji akan terus melakukan pemantauan pemberian makan kepada narapidana di Lapas dan Rutan yang ada di DKI Jakarta sesuai dengan menu 10 hari dan sesuai dengan kebutuhan yang sudah ditetapkan sesuai jadwal menu.

"Perbaikan ini kedepan akan kami lakukan. Misalnya pendistribusiannya yang biasa di drop ke tiap kamar atau tiap blok, atau perwakilan ke penghuni kamar. Nanti mekanisme akan dilakukan byhand langsung," katanya.

Sebelumnya diberitakan, narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Salemba, Jakarta Pusat mendapatkan makanan nasi cadong atau jatah makan yang tidak layak konsumsi. Bahkan, informasi itu tersebar luar di video sebuah akun Instagram @jadetabek.info.

Dari video itu nampak beberapa wadah tempat makan untuk para narapidana hanya terisi oleh satu porsi nasi tanpa lauk dan sayur di dalamnya. Dalam keterangan postingan tersebut tertulis bahwa untuk mendapatkan lauk dan sayur, para narapidana harus membeli di koperasi lapas sekitar harga Rp 20.000 hingga Rp 30.000.

"Saya cukup tersiksa dengan nasi cadong di sini, hampir setiap hari cadong yang saya dan teman-teman terima cuma nasi putih aja, paling cuma satu atau dua ompreng yang isinya lengkap, tapi selebihnya nasi gak ada lauk pauk dan sayur," demikian keterangan tertulis dalam postingan @jadetabek.info, dikutip pada Selasa, 20 September.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)