Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa pemerintah Australia akan kembali membuka pintu perbatasan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di negara itu pasca serangan varian delta COVID-19 beberapa waktu lalu.

Menurut Airlangga, pencapain itu merupakan hasil lobi Presiden Joko Widodo kepada pemimpin Australia dalam pertemuan G20 di Italia akhir pekan ini.

“Mereka mengharapkan agar mahasiswa Indonesia bisa kembali untuk belajar di Australia,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Minggu, 31 Oktober.

Meski demikian, Airlangga menyebut saat ini baru terdapat dua negara bagian yang bisa menerima mahasiswa asal Indonesia.

“Mereka membuka terhadap orang indonesia terutama di dua negara bagian, yaitu New South Wales dan Victoria,” ucap dia.

Airlangga menambahkan, negara kangguru tersebut diketahui tengah melakukan evaluasi mendalam terkait aturan mobilitas bagi warga negara asing yang datang ke Australia.

“Mereka akan merevitalisasi turis dan akan membolehkan negaranya untuk melakukan travel ke berbagai negara termasuk Indonesia, terutama untuk warga yang sudah dua kali divaksin,” tuturnya.

Dikatakan pula jika Australia mengikuti jejak Indonesia yang menerapkan karantina selama beberapa hari untuk kedatangan orang dari luar negeri.

“Indonesia menerapkan aturan bahwa dari luar negeri ada aturan mengenai karantina, tentu mereka akan ikut karantina yang diterapkan oleh Indonesia,” tegasnya.

Mengutip data yang dirilis Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Australia, tercatat bahwa mahasiswa Indonesia di Australia per 28 Juni 2021 sebanyak 12.645 orang. Jumlah itu menempatkan RI di peringkat 6 jumlah mahasiswa asing terbanyak setelah China, India, Nepal, Vietnam dan Malaysia.