Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan dievaluasi pemerintah dalam waktu dekat. Hal itu disampaikannya terkait kabar PPKM bakal dihentikan pada akhir 2022. 

"Nanti 1-2 hari kita evaluasi," kata Airlangga di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu 28 Desember.

Airlangga menyampaikan hal tersebut Rapat Terbatas terkait PPKM yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

"Nanti diumumkan sendiri oleh Presiden," ujar Airlangga.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan kajian dari seluruh menteri koordinator dan menteri kesehatan mengenai kemungkinan dihentikannya PPKM akan selesai pada akhir Desember dan selanjutnya akan dihasilkan keputusan.

Kajian tersebut termasuk sero survei, yaitu kajian bertujuan untuk melihat jumlah populasi penduduk di Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap COVID-19

"Hasil kajian masih minggu ketiga bulan Januari," ungkap Airlangga.

Airlangga pun tidak menegaskan apakah PPKM akan dihentikan pada akhir Desember 2022 atau berlanjut hingga 2023.

"Nanti kita tunggu saja, tunggu harinya," ungkap Airlangga.

Berdasarkan laporan Satgas Penanganan COVID-19, pandemi di Indonesia telah terkendali, yang ditandai dengan aktivitas masyarakat yang bisa dilakukan seperti sedia kala seperti sebelum pandemi melanda.

Per 27 Desember 2022 hingga pukul 12.00 WIB menunjukkan, kasus positif mengalami penambahan 803 kasus sehingga totalnya menjadi 6.717.395 kasus dan sementara kasus aktif turun tersisa 16.575 kasus.

Angka kesembuhan juga terus naik, dengan bertambah 1.692 orang menjadi 6.540.260 orang. Namun, kematian juga bertambah 9 jiwa menjadi 160.560 jiwa.

Tren kasus konfirmasi COVID-19 secara harian disebut sudah menurun drastis menjadi di bawah 2.000 kasus COVID-19 per hari.

Namun Indonesia dikepung dengan tingginya infeksi COVID-19 yang terjadi di negara tetangga di kawasan Asia seperti China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan Australia. Jepang misalnya kini melaporkan kasus infeksi mencapai sekitar 1,1 juta per minggunya, China juga melaporkan setidaknya ada 500 ribu kasus yang ditemukan setiap hari.