Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji berharap hujan lebat tidak turun di Jakarta saat malam pergantian Tahun Baru 2023.

Pemprov DKI diketahui kembali menggarap pesta malam pergantian tahun baru di sejumlah titik di Jakarta setelah dihantam pandemi COVID-19. Meski pandemi melandai, kemeriahan perayaan itu tetap dihantui kendala cuaca ekstrem.

"Semoga tidak hujan agar pergantian malam tahun baru menjadi semarak dan menjadi hiburan warga Jakarta," ucap Isnawa dalam pesan singkat, Rabu, 21 Desember.

Perayaan Tahun Baru 2023 di Jakarta tersebar mulai dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Thamrin 10, Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Setu Babakan, Old Shanghai, dan Pulau Untung Jawa.

Acara perayaan malam Tahun Baru 2023 juga digelar di sepanjang Jalan Sudirman hingga MH Thamrin dengan kegiatan car free night.

Isnawa menyarankan agar masyarakat selalu memantau informasi perkembangan cuaca Jakarta dalam akun media sosial BPBD DKI Jakarta. Ia mengaku akan terus menginformasikan kondisi cuaca selama musim libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

"Secara rutin BPBD selalu menginformasikan kondisi cuaca berdasarkan rilis BMKG. Nanti kita dengan Diskominfo tetap menginformasikan perkembangan cuaca, khususnya jelang malam tahun baru," tutur Isnawa.

Ilustrasi hujan deras diikuti angin kencang melanda Jakarta Pusat. (Antara)

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada saat libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

"Dari monitoring yang dilakukan BMKG, kami mendeteksi perkembangan kondisi cuaca yang sangat berpotensi untuk menjadi ekstrem," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa, 20 Desember.

Dia mengungkapkan, ada empat fenomena yang dapat memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem di beberapa wilayah Indonesia.

"Jadi biasanya satu per satu, tapi ini ada empat fenomena yang terjadi secara bersamaan yang mengakibatkan kondisi dinamika atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem," tuturnya.

Dwikorita menyebutkan, fenomena pertama adalah peningkatan aktivitas Monsun Asia yang memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

Fenomena kedua, intensifikasi atau semakin intensifnya fenomena Seruakan Dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatkan pembentukan awan-awan hujan menjadi lebih intensif.

"Peningkatan pembentukan awan-awan hujan menjadi lebih intensif itu berpotensi terjadi di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara," tutur Dwikorita.

Fenomena ketiga, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem.

Selain itu, berpotensi terjadi peningkatan kecepatan angin permukaan serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.

Fenomena keempat, terpantaunya aktivitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation, yakni fenomena pergerakan arak-arakan awan hujan dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika.

Adapun potensi hujan dengan intensitas signifikan selama periode tanggal 25 Desember 2022-01 Januari 2023 perlu diwaspadai di beberapa wilayah sebagai berikut:

- Potensi hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah

1. Banten

2. Jawa Barat

3. Jawa Tengah

4. Yogyakarta

5. Jawa Timur

6. Bali

7. NTB

8. NTT

9. Sulawesi Selatan

10. Sulawesi Tenggara

11. Maluku

- Potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah

1. Aceh

2. Lampung

3. Sumatera Selatan

4. DKI Jakarta

5. Kalimantan Tengah

6. Kalimantan Selatan

7. Maluku Utara

8. Papua Barat

9. Papua