Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan program Jakarta Entrepreneur (Jakpreneur) harus mampu memanfaatkan kesempatan.

Anies mengatakan pandemi COVID-19 merupakan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk bisa merintis gagasan usaha dari awal dengan cara yang baru.

"Entrepreneur itu ciri khasnya selalu bisa melihat kesempatan dalam kesempitan, kalau yang negatif selalu melihat kesempitan dalam kesempatan. Kami berharap sekali pada kegiatan kali ini, kami bisa memberi penghargaan kepada mereka yang bisa menjadi contoh," ujar Anies saat memberi sambutan pada acara Malam Apresiasi Jakpreneur Fest 2021 di Museum Mandiri, Jakarta Barat, dikutip dari Antara, Senin 25 Oktober.

Malam Apresiasi Jakpreneur Fest 2021 merupakan bentuk apresiasi Pemerintah DKI Jakarta kepada para UMKM yang telah memberikan ide terbaik pada kegiatan kompetisi bisnis Jakpreneur Fest 2021.

Pengumuman Jakpreneur Terbaik Tahun 2021 dan mengapresiasi UMKM dengan performa yang baik selama berada pada penyelenggaraan program Pengembangan Kewirausahaan Terpadu melalui platform Jakpreneur.

Jakpreneur Fest 2021 sebagai salah satu upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membesarkan potensi UMKM, khususnya UMKM binaan yang mengawali kegiatan usahanya melalui Program Pengembangan Kewirausahaan Terpadu Jakpreneur yang telah terlaksana sejak 2017.

Anies berharap kegiatan kali ini bisa memberi penghargaan kepada pelaku UMKM yang bisa menjadi contoh bagi wirausahawan lain agar selalu mengembangkan usaha dengan energi yang positif.

"Pada malam hari ini, kami bukan hanya menunjukkan pribadi-pribadi yang menjadi contoh karena karyanya, tapi optimismenya, kerja kerasnya, uletnya, itu yang ingin kami berikan apresiasi," ujar Anies.

Pengaruh UMKM di Jakarta memiliki porsi yang sangat besar sebesar 18 persen produk domestik bruto (PDB) nasional itu disumbang dari Jakarta yang tercatat 98,8 persen berasal dari pelaku UMKM.

Karena 98,8 persen dari 1,1 juta pelaku usaha yang ada di DKI Jakarta merupakan usaha skala mikro dan kecil.

"Meski, mereka ini memiliki usaha yang relatif kecil tapi porsi ekonomi berkontribusi sangat besar. Bayangkan 1,1 juta usaha ada 98,8 persen yang ukuran kecil dan mikro," ungkap Anies.

Akibatnya, ketika pandemi mengganggu aspek permintaan dan penawaran di sektor usaha, ekonomi di Jakarta pun mengalami kontraksi pada triwulan kedua 2020 hingga 8,3 persen, sehingga pendapatan UMKM juga berkurang hingga 70 persen.

Karena itu, Pemprov DKI Jakarta membuat terobosan lewat program Jakpreneur dengan memberikan fasilitas pengembangan usaha melalui tahapan pendaftaran, pelatihan, pendampingan, fasilitasi perizinan, fasilitasi pemasaran, fasilitasi pelaporan keuangan, dan fasilitasi akses permodalan.

"4r yang diberikan kepada pelaku usaha mikro. Lalu kami menerbitkan izin usaha mikro kecil (IUMK) ada 147.759 IUMK yang dikeluarkan. Ini harapannya mereka punya akses permodalan, bukan hanya mereka datang tapi kami mendatangi kami mendata, kami memberikan izinnya," tutur Anies.

Melalui program tersebut, Pemerintah DKI Jakarta berupaya meningkatkan skala usaha UMKM atau "UMKM naik kelas" dengan melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kualitas dengan indikator omzet, aset, dan penyerapan tenaga kerja.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan kolaborasi sosial berskala besar (KSBB) yang berhasil menjangkau lebih dari 120 kolaborator untuk terlibat langsung dalam pemulihan ekonomi.

Anies mengatakan pelaku UMKM binaan Jakpreneur itu tidak dibiarkan sendiri bertumbuh begitu saja, namun perlu pendampingan pelatihan oleh kolaborator UMKM pada 44 kecamatan di seluruh DKI Jakarta.

"Jadi yang kami lakukan adalah pendampingan dan pelatihan. Alhamdulillah kami sudah melatih 176.000 supaya mereka bisa lebih kompetitif, dan sudah 155.000 didampingi secara langsung. Harapannya, mereka (pelaku UMKM) bisa memiliki teknik-teknik baru. Belajar dari terobosan oleh pelaku usaha lain," ujar Anies.