Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa kondisi pandemi COVID-19 membawa pelajaran sangat berharga bagi semua negara di dunia untuk bisa mengelola risiko yang tidak bisa dikendalikan secara penuh dan bersifat lintas negara.

Hal tersebut diungkap Menkeu dalam sebuah webinar setelah dirinya usai melakukan pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF di Washington DC, Amerika Serikat pekan lalu.

“Bangsa-bangsa harus berfikir dan berupaya bagaimana untuk bisa mencegah hal yang seperti ini lagi,” ujarnya, Selasa, 19 Oktober.

Menurut Menkeu, atas tantang tersebut seluruh negara kini sepakat untuk menggalang kerja sama penguatan di untuk menekan risiko yang mungkin bisa timbul di kemudian hari apabila wabah kembali terulang,” tuturnya.

“Pandemi ini tidak akan selesai atau tidak akan menjadi pertama atau yang terakhir kali. Oleh karena itu di dalam lingkungan dunia diikhtiarkan cara-cara untuk menangani dan menyiapkan kalau sampai terjadi lagi. Sehingga dampaknya bisa dicegah sedini mungkin agar tidak menimbulkan efek yang luar biasa, baik dari sisi korban jiwa, ekonomi, maupun konsekuensi keuangan,” tuturnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Bank Dunia melaporkan bahwa telah memberikan pendanaan sebesar 160 miliar dolar AS bagi 100 negara di dunia. Kucuran tersebut digunakan untuk penanganan krisis kesehatan, pengadaan dan program vaksin, serta bantuan sosial-ekonomi akibat terjadinya bencana pandemi COVID-19.

Sementara di Indonesia, pemerintah disebutkan mengalokasikan bujet penanggulangan corona untuk periode 2021 adalah sebesar Rp744,75 triliun. Jumlah itu melonjak dari pagu sebelumnya yang sebesar Rp699 triliun guna mengantisipasi perkembangan varian delta.