Ekonom Senior Chatib Basri Prediksi <i>Tapering</i> AS Kali Ini Tak Akan Seheboh 2013
Ekonom senior, Chatib Basri. (Foto: Instagram @chatibbasri)

Bagikan:

JAKARTA – Ekonom Senior Chatib Basri menilai jika peluang Amerika Serikat (AS) melakukan pengurangan stimulus (tapering) bakal lebih awal dibandingkan prediksi sebelumnya. Menurut dia, proyeksi tersebut semakin menambah ketidakpastian saat ini di tengah situasi pandemi COVID-19.

“Ketidakpastian dari market masih tinggi karena tapering akan terjadi dan AS akan naikan bunga lebih cepat dari yang kita bayangkan,” ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan hari ini, Senin, 18 Oktober.

Mantan Menteri Keuangan itu juga menyebut jika normalisasi kebijakan ekonomi AS dipastikan membawa dampak bagi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

Hal ini mengulangi siklus yang sama beberapa tahun lalu ketika Amerika mengalami kelesuan ekonomi akibat kredit perumahan. Meski begitu, Chatib berkeyakinan shock yang ditimbulkan tidak akan sedalam saat itu.

“Kalau yang saya lihat rasanya dampak yang timbul tidak akan setajam 2013,” tutur dia.

Dalam penjelasan Chatib terdapat beberapa hal yang mendukung asumsi mengapa tapering kali ini tergolong berefek ringan.

“Shared foreign holders di kita itu jauh lebih kecil sekarang, yakni sekitar 23 persen. Kemudian sebagian besar capital itu sudah keluar atau meninggalkan indonesia saat April tahun lalu waktu rupiahnya sampai Rp15.000–an per dolar AS. Oleh karena itu dampaknya diyakini tidak akan terlalu besar,” tegas dia.

Adapun, efek ringan yang bisa terjadi bagi Indonesia adalah melemahnya nilai tukar mata uang dalam kisaran yang terukur.

“Kalau toh terjadi tapering, dolar AS akan menguat tapi mungkin depresiasi rupiah tidak akan setajam yang kita alami saat 2013,” ucapnya.