JAKARTA - Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri nampaknya boleh sedikit berbangga. Sebagai seorang ekonom, dirinya sukses membuktikan kapasitas keilmuan secara sahih.
Bukti itu bisa dia lihat dari ketepatan dalam memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 jauh sebelum Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan laporannya hari ini. Kata Chatib, menjadi seorang ekonom tidak ubahnya seperti peramal.
“Ekonom adalah seseorang yang punya kemampuan untuk membuat prediksi tentang masa depan. Kemudian, dengan cara meyakinkan dia akan menjelaskan mengapa prediksinya salah,” ujar dia melalui laman Instagram @chatibbasri pada Senin, 7 Februari.
Diungkapkan dia jika terjadi ketidaksesuaian tersebut orang tetap mengharapkan ekonom membuat prediksi soal pertumbuhan ekonomi selanjutnya. Contoh nyata dia kemukakan saat memberikan keterangan pada awak media pada 2020 lalu.
“Di November 2020 saya memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 hanya pada kisaran 3,5-4 persen atau jauh lebih rendah dari target pemerintah yang 5 persen. Ini prediksi yang sangat berani dan resiko salahnya amat besar, karena ada satu variabel penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi tidak bisa diprediksi: pandemi COVID-19,” tuturnya.
BACA JUGA:
Dengan sedikit nada gurau, Chatib menyebut jika ada seseorang yang bisa menebak pertumbuhan ekonomi secara tepat dua angka di belakang koma adalah sebuah ketidakmungkinan.
“Itu sebabnya saya mengatakan bila ekonom membuat prediksi pertumbuhan ekonomi di kala pandemi, dia hanya ingin menunjukkan punya rasa humor yang baik, karena sangat mungkin salah,” kata menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.
“Menariknya tanggal 7 Februari 2022, BPS keluar dengan pernyataan bahwa angka pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 3,69 persen, seperti prediksi saya. Lalu benarkah saya? Saya tidak tahu, yang jelas saya punya rasa humor dan nasib yang baik dalam soal prediksi ini,” tutup Chatib.