JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan pendapatan PT Freeport Indonesia meningkat lebih dari 100 persen usai kepemilikan sahamnya dikuasai Indonesia sebanyak 51 persen. Erick menyebut, kinerja Freeport terus mengalami peningkatan dalam setahun terakhir.
Erick mengatakan pada tahun 2020 Freeport mendapatkan pendapatan sebesar Rp50 triliun. Sedangkan di tahun ini diproyeksikan pendapatan mencapai Rp105 triliun.
"Lalu juga keuntungan bersih yang tahun kemarin Rp10 triliun direncanakan sampai Desember ini Rp40 triliun. Nah ini tentu terjadi karena peningkatan kapasitas daripada produksi Freeport sendiri dan juga kenaikan daripada harga cooper dan terus dilakukan efisiensi," katanya dalam groundbreaking smelter di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa, 12 Oktober.
Lebih lanjut, Erick mengatakan agar keuntungan semakin meningkat dan memberikan nilai tambah, pemerintah melakukan pembangunan smelter atau pabrik pemurnian hasil tambang. Sehingga tambang yang telah digali tidak dikirimkan ke luar negeri dalam bentuk mentah.
Adapun negara-negara yang biasanya menjadi tujuan untuk melakukan pemurnian tambang yakni Jepang dan Spanyol.
"Memang smelter ini akan melakukan investasi Rp42 triliun yang fungsinya tidak lain sebagai fasilitas pemurnian tembaga untuk menghasilkan katoda tembaga dan juga fasilitas pemurnian logam berharga. Kemudian menghasilkan emas, perak dan tentu logam berharga lainnya," tuturnya.
BACA JUGA:
Menurut Erick, smelter Freeport itu dapat memproduksi sebanyak 35 ton emas per tahun dengan nilai transaksi yang diperkirakan mencapai Rp30 triliun.
Tak hanya memberikan keuntungan pada pendapatan, kata Erick, smelter yang dibangun di KEK Gresik, tersebut juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 40.000 pekerja dengan memprioritaskan para pekerja asli Jawa Timur.
"Kita bisa menghasilkan rata-rata produksi 35 ton daripada emas per tahun yang nilai transaksinya kurang lebih Rp30 triliun," jelasnya.