JAKARTA - Kamar Dagang Industri (Kadin) mendorong adanya alternatif pengiriman barang. Salah satunya dengan mengoptimalkan angkutan udara.
Hal ini karena adanya kendala pengiriman barang melalui jalur laut. Kendala yang dimaksud adalah mahalnya biaya pengiriman.
Wakil Ketua Umum Bidang Perhubungan Kadin Indonesia, Denon Prawiraatmadja mengatakan saat ini permasalahan yang dialami oleh para pengusaha adalah tidak biasa secara optimal mengirimkan barangnya melalui jalur laut. Hal tersebut karena masalah ruang kapal dan tingginya biaya pengepakan dari Tanah Air.
"Karenanya, saat ini kami mendorong para pengusaha mengoptimalkan jalur udara agar dapat melakukan kegiatan ekspornya. Dan kami telah melakukan pertemuan dengan para pengusaha maskapai, mereka siap membantu para eskportir," kata Denon dalam diskusi Peran Transportasi Udara dalam Mendukung Ekspor Nasional Indonesia, dikutip Minggu, 10 Oktober.
Tak hanya itu, dia juga menjelaskan dari data yang dimilikinya bahwa pandemi COVID-19 berimbas kepada dunia pelayaran dan juga Pelabuhan yang mengakibakan terganggu sumber daya manusia.
Denon mengatakan kondisi tersebut juga mengakibatkan pelayanan di pelabuhan jadi terhambat. Sehingga jumlah kapal berkurang dan perputaran kapal serta container menjadi sedikit. Hal ini berimbas juga kepada ocean freight yang semakin tinggi.
Denon juga mengatakan dari diskusi yang dilakukan, pihaknya akan coba merumuskan apa saja yang harus dilakukan dalam situasi seperti sekarang tanpa harus mengganggu mekanisme pasar. Salah satu altetnatif yang saat ini dapat dilakukan oleh para eksportir adalah mengirimkan barang melalui jalur udara.
"Dalam diskusi tersebut dihadiri oleh para perwakilan maskapai, dari Garuda Indonesia, Lion Group, Air Asia, Sriwijaya Air dan lainnya. Setelah kami akan mencoba audiensi kepada Menteri Perhubungan, Bapak Budi Karya Sumadi untuk berdiskusi dan meminta dukungannya," katanya.
Denon berharap upaya yang dilakukan oleh Kadin Indonesia ini membuahkan hasil yang optimal sehingga dapat mempermudah para eksportir melakukan kegiatan usaha.
Sehingga dapat berdampak positif pada perekonomian Indonesia yang saat ini mulai membaik seiring dengan makin meredanya angka penyebaran COVID-19.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan pemerintah terus memfasilitasi para pelaku UMKM agar dapat memperluas pangsa pasar ke pasar global atau ekspor. Ekspor dapat dilakukan dengan melalui jalur udara.
Lutfi mengatakan saat ini tarif pengiriman barang ekspor melalui jalur laut mengalami peningkatan 5 hingga 10 kali lipat dari sebelumnya yaitu menjadi 10.000 dolar AS sampai 20.000 dolar AS per kontainer. Karena itu, Lutfi menyarankan pelaku UMKM juga bisa untuk memaksimalkan layanan udara yang saat ini masih sepi penumpang.
"Terkait tarif pengiriman ekspor jalur laut yang meningkat, kami memberikan usulan kepada para pelaku UKM, khususnya UKM yang mengekspor produk berukuran kecil atau ringan untuk beralih dari pengiriman jalur laut ke jalur udara. Hal ini mengingat adanya penurunan angka penumpang pesawat yang mengharuskan perusahaan penerbangan untuk tetap terbang dengan membawa muatan kargo," ujar Lutfi.
Apalagi, kata Lutfi, permintaan ekspor produk-produk Indonesia kini semakin meningkat akibat adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
"Saat ini Indonesia kebanjiran permintaan produk untuk diekspor ke luar negeri. Hal ini merupakan peluang yang luar biasa untuk mendorong ekspor nasional," ujar dia.