JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memutuskan untuk melebur empat perusahaan operator pelabuhan, yakni PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III, dan IV menjadi satu Pelindo.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa penggabungan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan industri kepelabuhanan nasional yang lebih kuat, dan meningkatkan konektivitas maritim di seluruh Indonesia.
“Pemerintah berharap merger yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN di bidang kepelabuhanan,” ujarnya dalam konferensi pers penggabungan entitas negara tersebut seperti yang dikutip pada Kamis, 2 September.
Tiko, panggilan akrab Kartika, menyebut jika integrasi Pelindo ini merupakan salah satu bagian dari program strategis pemerintah dan inisiatif Kementerian BUMN untuk melanjutkan proses konsolidasi perusahaan negara.
“Strategi ini diusulkan masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) sesuai dengan arahan Presiden,” tegas anak buah dari Menteri BUMN Erick Thohir itu melanjutkan.
Untuk diketahui, berdasarkan kajian yang telah dilakukan atas opsi restrukturisasi BUMN Pelabuhan, penggabungan diklaim adalah opsi yang paling sesuai karena dapat memaksimalkan sinergi dan penciptaan nilai tambah.
“Dalam rancangan penggabungan, Pelindo II akan menjadi perusahaan penerima penggabungan. Sedangkan Pelindo I, Pelindo III dan Pelindo IV akan bubar demi hukum tanpa proses likuidasi,” tutur dia.
Rencananya, proses integrasi Pelindo akan dilakukan pada awal bulan depan atau Oktober 2021. Adapun, Peraturan Pemerintah tentang penggabungan BUMN Pelabuhan ini masih dalam proses penerbitan. Kemudian selanjutnya akan berlaku efektif setelah penandatanganan Akta Penggabungan.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono menyampaikan jika Pelindo ke depan akan memiliki kontrol dan kendali strategis yang lebih baik.
“Pengembangan perencanaan akan menjadi lebih holistik untuk jaringan pelabuhan yang akhirnya akan menurunkan biaya logistik,” kata dia.
Lebih lanjut, Pelindo terintegrasi selanjutnya tidak akan dikelola berdasarkan wilayah melainkan berdasarkan lini bisnis sehingga dapat fokus untuk mengembangkan potensi bisnis di masa mendatang.
Menurut Arif, pemfokusan klaster-klaster bisnis akan meningkatkan kapabilitas dan keahlian yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan yang lebih baik dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya keuangan, aset, dan SDM.
“Terintegrasinya Pelindo memiliki banyak manfaat bagi perusahaan maupun bagi ekonomi nasional. Salah satunya adalah dengan membuka kesempatan perusahaan untuk go global. Integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs,” tutupnya.