Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada kuartal III dan IV tahun ini akan terkoreksi. Sebab, adanya kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diambil pemerintah.

"Pertumbuhan ekonomi kita di kuartal II tahun 2021 sebesar 7,07 persen. Namun kita tetap waspada pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV 2021 akan mengalami dampak dari kebijakan PPKM yang kita lakukan," katanya dalam Pembukaan dan Seminar Nasional ISEI 2021, Jakarta, Selasa, 31 Agustus.

Namun, menurut Jokowi, indikator ekonomi lain seperti inflasi masih relatif terkendali dan terjaga di angka 1,5 persen. Inflasi di Tanah Air dinilai masih terkendali dibandingkan negara-negara lainnya.

"Inflasi relatif terkendali masih relatif terjaga di 1,5 persen. Amerika Serikat yang biasanya hanya 0,5 persen ini sudah berada di angka 5,4 persen. Jerman juga sudah di angka 3,8 persen biasanya di bawah 1 persen," ucapnya.

Sekadar informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perkembangan tingkat inflasi Indonesia sejak Januari hingga Juli 2021 berada di kisaran 1,33 hingga 1,68 persen secara tahunan atau year on year (yoy). BPS juga melaporkan, berdasarkan pengeluaran lainnya, yakni pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh sebesar 7,54 persen yoy.

Penyebab PMTB atau investasi tumbuh yaitu realisasi belanja modal APBN kuartal II-2021 tumbuh 45,56 persen dibanding belanja modal kuartal II-2020, serta realisasi investasi BKPM pada kuartal II-2021 tumbuh 16,21 persen dibanding kuartal II-2020.

Kemudian, pengeluaran lainnya yakni ekspor tumbuh sebesar 31,78 persen yoy. Pertumbuhan ekspor disebabkan perekonomian sebagian besar negara mitra dagang utama Indonesia mengalami peningkatan. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,93 persen yoy, dan konsumsi LNPRT tumbuh sebesar 4,12 persen yoy.

Adapun yang menyebabkan konsumsi rumah tangga tumbuh terlihat dari nilai indeks keyakinan konsumen (IKK) sebesar 104,42 sedangkan kuartal II-2020 sebesar 82,14.

"Angka ekspor kita juga di kuartal II naik 31,8 persen konsumsi masyarakat berada di 5,9 persen. Investasi sangat baik tumbuh 7,5 persen. Indeks kepercayaan pemerintah naik dari 97,6 menjadi 115,6," katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga berharap perekonomian nasional dan global akan terus membaik dalam waktu dekat. Ia bilang, berbagai proyeksi lembaga internasional memperkirakan bahwa ekonomi global tahun ini dan tahun depan akan membaik.

"IMF (International Monetary Fund) memprediksi pertumbuhan ekonomi global di angka 6,0 persen dan 4,9 persen untuk tahun 2021 dan 2022," tuturnya.

Jokowi mengatakan bahwa sinyal pemulihan ekonomi global memang sudah sangat terasa baik dari aktivitas manufaktur global yang tumbuh positif, ekspor impor yang terus menggeliat, hingga harga-harga komoditas yang mengalami peningkatan.

"Kita bersyukur berkat sinergi berbagai pihak untuk pain sharing baik kebijakan fiskal maupun moneter serta menjaga keseimbangan rem dan gas antara ekonomi dan kesehatan," ucapnya.