Beberapa Hal jadi Sorotan usai Penutupan CdM Meeting III dan DRM PON XX 2021 di Papua
Acara penutupan CdM Meeting III dan DRM PON XX 2021 di Papua (Sumber: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Kegiatan penutupan CdM Meeting III dan DRM PON XX 2021 di Papua diawali dengan penyerahan berkas dari Komisi Keabsahan yang dipimpin Mayjen TNI (Purn) Soedarmo ke Yunus Wonda.

“Tiba di Papua dengan keadaan senyum, pulang dari Papua juga dengan keadaan senyum,” Ketua Harian Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB.PON) XX Yunus Wonda menuturkan harapan saat menutup kegiatan Chef de Mission (CdM) Meeting III dan Delegate Registration Meeting (DRM) Sabtu malam, 28 Agustus.

“Dari hasil penetapan atau validasi keabsahan seluruh atlet yang sudah ditetapkan, ini ada sejumlah 4.176 atlet untuk putra dan untuk putri ada 2.890, total atlet sejumlah 7.066,” tambah Soedarmo yang juga Wakil II Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.

Adanya hasil kerja Komisi Keabsahan diharap meminimalisir masalah status atau data atlet saat pertandingan digelar nanti. Salah satu potensi masalah yang terbaca adalah tidak tegasnya status atlet karena ketidaksesuaian data yang dimiliki atlet.

Maka, penting untuk menetapkan keputusan terkait status atlet. Dan upaya tersebut berkaitan dengan DRM yang diselenggarakan antara tanggal 27–28 Agustus 2021.

“DRM itu adalah finalisasi tentang status atlet-atlet itu ikut provinsi mana, karena ada beberapa dinamika,” jelas Ketua Panwasrah Mayjen TNI (Purn) Dr.Suwarno.

Beberapa sorotan lain dikemukakan Suwarno. Misalnya soal atlet yang pindah provinsi namun tetap terdaftar sebagai atlet provinsi sebelumnya. Contoh lain, mereka yang tempat tinggalnya di sekitar DKI Jakarta namun berlatih serta bertanding untuk Ibu Kota.

“Supaya tidak menimbulkan kekeliruan maka kita harus verifikasi semua, walaupun mereka KTP-nya itu Jawa Barat atau Banten tapi dia diresmikan sebagai atlet Jakarta,” lanjutnya.

Suwarno juga jelaskan tentang peran CdM III, yang mana pertama kali pada PON XX Tahun 2021 di Papua. “Substansi dari CdM III adalah finalisasi rencana penyelenggaraan PON, menyangkut dengan bagaimana pelayanan terhadap calon tamu,” kata Suwarno yang juga Wakil I Ketua Umum KONI Pusat.

Adanya finalisasi bertujuan memperjelas berbagai hal seperti terkait pertandingan, peralatan, upacara, akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, penggunaan logo, dan lain sebagainya.

Sorotan pasca-meeting

Meski sudah usai, CdM Meeting III masih meninggalkan pekerjaan rumah untuk PB.PON XX menurut Ketua Panwasrah. Pekerjaan yang masih harus dilakukan PB.PON XX adalah membuat buku panduan dan mengirimkan kepada seluruh kontingen.

“Buku panduan – buku panduan yang sekarang itu belum bisa dibawa pulang oleh KONI Provinsi segera finalisasi dan disusulkan untuk dikirimkan ke KONI – KONI Provinsi, karena itu buku panduan tentang pelayanan-pelayanan yang akan diberikan,” tegas Suwarno.

Terkait kelancaran kegiatan PON XX, Suwarno menganjurkan setiap provinsi mengirimkan tim ke Papua terlebih dahulu untuk memastikan akomodasi masing-masing daerah.

Suwarno juga tekankan pentingnya seluruh pihak terkait PON XX menerapkan protokol kesehatan yang ketat. “Untuk kontingen atlet dan lain sebagainya, sebelum berangkat disarankan untuk melakukan karantina 5 hari, selain mereka harus dapat Vaksin, dan lulus PCR sebagai persyaratan untuk berangkat ke sini,” ujarnya.

Setiba di Papua, seluruh kontingen dibatasi ruang geraknya. Mereka hanya seakan dikarantina, hanya boleh ke tempat akomodasi dan Venue. Pembatasan kontak dengan orang yang satu kontingen juga dibatasi, apalagi berbeda rombongan.

Khusus untuk cabang olahraga dengan body contact, maka akan dilakukan tes antigen setiap sebelum pertandingan. Jika negatif Covid-19, baru dapat diizinkan bertanding.

Upaya-upaya tersebut dilakukan guna sukseskan PON XX. “Dari sejak PON pertama hingga PON XIX, baru PON di Papua ini pemerintah pusat memberikan perhatian yang sangat,” katanya sembari sebutkan Venue yang dibangun pemerintah pusat dengan standar internasional dan dukungan bidang lainnya.

Terwujudnya dukungan pemerintah pusat menjadi dorongan untuk seluruh pihak sukseskan PON XX menurut Suwarno. “Kalau PON XX nanti tidak berjalan secara maksimum, yang salah bukan siapa-siapa, tapi kita semua. Ayo saya mengajak Bapak/ Ibu untuk menyatukan hati,” ajaknya.