Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa akan tetap mendukung pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 melalui pembelian Surat Berharga Negara atau SBN di pasar perdana senilai total Rp224 triliun.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan langkah itu termasuk kontribusi dalam pembiayaan kesehatan dan kemanusiaan di tengah situasi pandemi yang saat ini sedang melanda terjadi.

“Kesepakatan BI dan pemerintah dituangkan di Surat Keputusan Bersama (SKB) Jilid III antara Gubernur Bank Indonesia dengan Menteri Keuangan tentang Skema dan Mekanisme Koordinasi dalam Pembiayaan Penanganan Pandemi COVID-19,” ujarnya dalam konferensi pers daring pada Selasa, 24 Agustus.

Menurut Perry, apa yang akan dilakukan oleh otoritas moneter merupakan kelanjutan dari skema yang sama sejak 2020 melalui SKB I, dan SKB II.

Untuk diketahui, untuk periode sepanjang 2020 otoritas moneter melaporkan telah mengakuisisi Rp473 triliun SBN sebagai bentuk partisipasi dalam menyokong keuangan negara di kondisi pandemi.

Sedangkan untuk 2021, VOI mencatat hingga 16 Agustus 2021, pembelian SBN oleh BI di pasar perdana tercatat sebesar Rp131,96 triliun yang terdiri dari Rp56,50 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO).

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan rekapitulasi 19 Juli 2021 yang tercatat Rp124,13 triliun dengan rincian Rp48,67 triliun di antaranya dibeli melalui mekanisme lelang utama. Sementara Rp75,46 triliun melalui GSO.

“BI akan terus melanjutkan pembelian SBN untuk tahun ini dengan perkiraan sebesar Rp215 triliun,” tutup Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.