JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku tak mempermasalahkan jika ada direksi titipan pada perusahaan pelat merah. Sebab, pihaknya terus memantau perkembangan kinerja direksi yang telah ditunjuk.
Lebih lanjut, Erick mengatatakan jika dalam bekerja tak mampu memenuhi standar atau key performance indicator (KPI), dia tak menunggu waktu lama untuk mencopotnya.
"Sekarang komisaris yang sudah masuk mau dibilang sesuai dengan progres profesional ataupun ada pesanan tidak apa-apa, kita tidak usah prejudice (berprasangka). Kita harus masuk ke training sistem karena sudah mengeluarkan sistem sekolah-sekolah buat komisaris," tuturnya saat Live Instagram pada Rabu, 11 Agustus.
Erick mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi kinerja direksi BUMN secara berkala agar perusahaan dapat meningkatkan kualitasnya. Di samping itu, Erick pun mengakui dalam memilih pemimpin tidak mudah dilakukan.
Bahkan, kata Erick, dalam 1,5 tahun kinerja direksi BUMN banyak yang gagal mencapai KPI yang telah ditetapkan. Sanksi pencopotan jabatan pun dilakukan dengan melakukan perombakan direksi.
"Saya juga kecewa ketika memilih beberapa figur yang tidak bisa melaksanakan KPI. Saya tidak tunggu waktu langsung copot, jadi bukan berdasarkan suka tidak suka tapi berdasarkan KPI-nya," jelasnya.
BACA JUGA:
Erick mengatakan bahwa untuk menjaring pemimpin perusahaan negara dilakukan dengan memantau talenta sejak dari bawah. Salah satu kriteria yang wajib dimilik calon pemimpin adalah dapat memberikan kepercayaan bagi pasar perusahaan terkait.
Menurut Erick, kriteria tersebut sangat penting karena perusahaan negara dalam menjalankan bisnis selalu menggaet kerja sama dengan pihak swasta, pemerintah daerah (pemda) maupun badan usaha daerah.
"Kami mau BUMN kerja sama dengan swasta, pemda, pengusaha daerah dan BUMD, tidak mungkin kalau leadership-nya punya rekam jejak yang kurang baik. Untuk itu dalam komisaris pun sekarang melakukan tranformasi," ucapnya.