Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memangkas jajaran direksi PT Pertamina (Persero). Raksasa pelat merah tersebut semula memiliki 11 direksi. Namun setelah dipangkas, kini jajaran direksi Pertamina tersisa enam.

Berdasarkan struktur direksi yang tersebar, pucuk pimpinan perusahaan migas nasional itu tetap dijabat oleh Nicke Widyawati. Sebagian besar figur yang menghuni kursi direksi Pertamina merupakan sosok lama.

Menanggapi pertanyaan mengapa mempertahankan posisi Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Erick menjelaskan, sejauh ini sosok Nicke masih mengungguli beberapa kandidat lainnya.

"Saya rasa masih jadi pilihan terbaik. Beberapa tugas yang kami berikan bisa berjalan. Penting juga dipahami, bahwa saya memilih bukan berdasarkan suka dan tidak suka," tuturnya, dalam video conference bersama wartawan, Jumat, 12 Juni.

Erick berujar, langkah ini juga menegaskan bahwa tidak semua Direktur Utama yang diangkat pada era menteri sebelumnya yakni, Rini Soemarno, diganti pada masa kepemimpinannya saat ini.

"Saya ingin klarifikasi tidak semua Dirut yang diangkat Menteri BUMN sebelumnya saya ganti. Kenapa? Itu bukan gaya kepemimpinan yang saya miliki," jelasnya.

Menurut Erick, dalam memilih dan menujuk direksi perseroan harus mengutamkan key performance indicator (KPI) yang jelas. Ia menegaskan, tidak ingin mengangkat menteri yang bertahan hanya satu tahun lalu diganti.

Lebih lanjut, Erick mengatakan, direksi perusahaan pelat merah perlu diganti ketika target yang ditugaskan tidak tercapai atau apabila pemimpin perseroan itu tidak bertindak profesional, serta membawa kepentingan individu dalam mengambil kebijakan.

"Buat saya yang penting KPI saja. Kalau KPI baik, target tercapai, kami pertahankan," tuturnya.

Sekadar informasi, lima dari enam direksi PT Pertamina (Persero) yang baru merupakan sosok lama. Mereka adalah Koeshartanto (Direktur SDM), Emma Sri Martini (Direktur Keuangan), M. Haryo Yunianto (Direktur Penunjang Bisnis), dan Mulyono (Direktur Logistik dan Infrastruktur).

Hanya ada satu nama baru dalam jajaran direksi Pertamina, yaitu Iman Rachman. Iman didapuk sebagai Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Bisnis.

Sebelum mendapat posisi di Pertamina, Iman ditunjuk oleh Menteri BUMN (periode 2014-2019) Rini Soemarno sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) pada Juli 2019. Sebelumnya, dia juga sempat menjabat direktur keuangan di dua BUMN operator pelabuhan, masing-masing Pelindo II (Mei 2016-September 2019) dan Pelindo III (September 2018-Juli 2019).

Perlu diketahui, Imam sudah lama berkecimpung di bidang keuangan. Bahkan, pernah berkarier di Danareksa Sekuritas, kemudian menjadi menempati posisi Chief Investment Banking di Mandiri Sekuritas pada 2003.

Tugas Khusus untuk Nicke

Erick mengatakan, salah satu tugas yang harus diselesiakan Nicke adalah membawa sub-holding Pertamina go public atau melantai di bursa efek Indonesia (BEI) dengan dengan menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO).

"Jadi target dua tahun ke depan Ibu Nicke Direktur Utama bisa go public 1-2 sub-holding. Jadi, ada transparansi dan akuntabilitasnya jelas," ujar Erick.

Pertamina adalah holding (induk) BUMN sektor migas yang menaungi empat sub-holding, yaitu sub-holding upstream (hulu), pengolahan, pemasaran, dan gas. Salah satu sub-holding perseroan yang telah melantai adalah sub-holding gas PT PGN (Persero) Tbk.