Jokowi Ingin RI Naik Kelas dari Negara Mudah Investasi: Kita Harus Tingkatkan ke Sangat Mudah Investasi
Presiden Joko Widodo (DOK Setpres)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai Indonesia masih bisa meningkatkan prestasi dalam urusan penyerapan investasi, baik untuk yang bersumber dari dalam negeri maupun mancanegara. Menurut Presiden, posisi RI yang berada di urutan ke-73 dengan kategori negara mudah berinvestasi bisa terus didorong agar mendapatkan predikat yang lebih baik.

“Dalam laporan bank dunia 2020, negara kita masuk peringkat ke-73 dari 190 negara dalam hal kemudahan berusaha, atau easy of doing business. Itu artinya sudah masuk kategori mudah. Tapi kategori itu belum cukup, kita harus meningkatkan lagi dari mudah ke sangat mudah. Itu adalah target kita,” ujarnya dalam pidato peresmian sistem Online Single Submission (OSS) yang disiarkan secara daring, Senin, 9 Agustus.

Untuk diketahui, Indonesia kini tengah menggencarkan berbagai upaya reformasi struktural, utamanya dalam bidang ekonomi yang tertuang dalam omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja. Melalui agenda tersebut, pemerintah berharap regulasi baru yang dihasilkan bisa memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan investasi di Tanah Air.

Sehingga, dapat memberikan kenyamanan bagi para investor lewat penciptaan iklim usaha yang kondusif dengan target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Karena kita ingin iklim usaha di negara kita berubah semakin kondusif, memudahkan usaha mikro dan usaha kecil serta menengah untuk dapat memulai usaha. Kita ingin bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya, sehingga menjadi solusi atas persoalan pengangguran yang bertambah akibat pandemi,” tuturnya.

Berdasarkan siaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi investasi langsung (foreign direct investment) pada kuartal II 2021 mencapai Rp223,0 triliun atau tumbuh sebesar 16,2 persen year-on-year (y-o-y)

Realisasi terdiri atas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp106,2 triliun atau tumbuh 12,7 persen y-o-y. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 7,99 miliar dolar AS atau setara Rp116,8 triliun yang diketahui tumbuh sebesar 19,6 persen y-o-y.