JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi inflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan (month-on-month/m-om) pada Juli 2021 dibandingkan dengan Juni 2021.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bukuan tersebut membuat akumulasi inflasi selama tahun berjalan (Januari-Juli) menjadi 0,81 persen.
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,15 persen,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin, 2 Agustus.
Selain itu, Margo juga mencatat beberapa sektor yang diketahui meningkat adalah kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,11 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok transportasi sebesar 0,01 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,07 persen.
Adapun, 61 kota di Indonesia mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi.
BACA JUGA:
“Inflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,51 persen dengan IHK (Indeks Harga Konsumen) sebesar 108,33 dan terendah terjadi di Sampit sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 107,10,” tuturnya.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,60 persen dengan IHK sebesar 109,89 dan terendah terjadi di Maumere dan Samarinda masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 106,65 dan 105,69.
“Kondisi tersebut membuat tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2021 terhadap Juli 2020) sebesar 1,52 persen,” tutup Margo.