JAKARTA - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menceritakan tentang proses restrukturisasi yang dilakukan PT Kratakau Steel dan PT Perkebunan Nusantara III yang mencegah kejatuhan kedua perusahaan tersebut.
"Kebetulan saya berdiskusi dengan Pak Menteri BUMN (Erick Thohir) dan kita ada laporan mengenai progres transformasi yang ada di Krakatau Steel dan PTPN," katanya di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis 29 Juli.
Tiko, panggilan akrab Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa Krakatau Steel sebagai perusahaan baja yang nyaris bangkrut, berhasil direstrukturisasi dua tahun yang lalu secara signifikan dari sisi keuangan dan bisnis.
Berbagai pembenahan yang dilakukan tersebut telah membuat perusahaan itu membukukan laba dan mempunyai beberapa corporate action untuk mengubah visi dan model bisnis, sehingga menjadi sehat dan sustainable.
Sementara itu, ia menambahkan, kasus serupa juga dialami PTPN yang baru ditata kembali sekitar 1,5 tahun terakhir karena sempat terbelit utang hingga hampir bangkrut.
"Di Indonesia, ada perusahaan kebun mau bangkrut itu aneh, karena kan negara ini agrikultur. Kok bisa hampir bangkrut," kata Tiko.
Oleh karena itu, Kementerian BUMN melakukan transformasi bisnis, termasuk efisiensi operasional, refocusing bisnis, mendorong produktivitas tanaman, memperbaiki kompetensi manajemen, meningkatkan pengelolaan kebun, dan sebagainya.
Perbaikan itu membuat PTPN mulai membukukan laba seiring dengan kenaikan harga komoditas, mempunyai rencana korporasi untuk menyatukan bisnis gula serta CPO, dan membayar kewajiban di anak perusahaan yang mengalami masalah.
BACA JUGA:
"Ini dua contoh kasus yang menarik yang bisa dijadikan case study oleh DLI (Danareksa Learning Institute) di mana BUMN yang selama ini terkesan tak punya kemampuan turn-around itu terbukti sudah menjalankan turn-around secara lebih efektif," kata Tiko.
Seperti diketahui, perusahaan BUMN PT Danareksa baru meluncurkan Danareksa Learning Institute (DLI) yang dirancang untuk menguatkan sumber daya manusia sehingga memiliki keterampilan dan daya saing global.
Dalam peluncuran tersebut, Tiko menjelaskan bahwa klaster Danareksa dan Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dibentuk dalam tugas khusus yang diharapkan dapat melakukan proses skill-up dari perusahaan-perusahaan BUMN yang masih sub-scale.
Pembentukan DLI ini juga diharapkan mampu meningkatkan kapasitas sebagai asset management company yang nantinya bisa melayani bukan hanya internal, tetapi juga kebutuhan nasional.
Selain itu, sinergi ini dapat menghasilkan talenta-talenta yang handal dalam pengelolaan manajemen praktis, dan juga mempunyai inovasi bisnis, inovasi operasi, dan inovasi digital.