Bagikan:

JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berhasil mencetak laba di tahun ini. Hingga Juli 2021, perusahaan menghasilkan laba sebesar Rp609 miliar setelah 8 tahun merugi. Melihat perolehan yang didapat, Menteri BUMN Erick Thohir meningkatkan agar manajemen perusahaan pelat merah tersebut tak puas diri.

Lebih lanjut, Erick mengatakan bahwa sikap tak berpuas diri dengan perolehan yang didapat, penting bagi perusahaan pelat merah manapun dan harus tetap terus meningkatkan performance.

"Selama ini Krakatau Steel itu rugi delapan tahun terakhir, nah kini sudah untung," ungkap Erick kepada Jokowi saat acara peresmian pabrik baja Krakatau Steel di Cilegon, Banten, Selasa, 21 September.

Erick menjelaskan, perolehan laba emiten berkode saham KRAS tersebut adalah hasil dari kebijakan restrukturisasi yang diterapkan Kementerian BUMN. Restrukturisasi ini terdiri dari tiga tahap, di mana dua di antaranya sudah selesai dijalankan.

Di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Erick juga melaporkan ke Jokowi bahwa restrukturisasi tidak hanya diterapkan di Krakatau Steel saja, tetapi juga BUMN lain, misalnya PT Perkebunan Nusantara (Persero) alias PTPN. BUMN di bidang perkebunan itu juga telah berhasil membalikkan kondisi keuangan dari rugi menjadi untung.

Menurut catatan Erick, PTPN berhasil mengumpulkan laba sebesar Rp2,3 triliun sampai akhir Agustus 2021. Padahal, perusahaan semula menargetkan kondisi keuangan pada tahun ini setidaknya rugi Rp1,4 triliun karena pada tahun sebelumnya masih membukukan kerugian.

"PTPN ini penjualannya meningkat 37 persen yang tadinya tahun ini target rugi itu Rp1,4 triliun, di Agustus kemarin saya cek Bapak dan saya pastikan, itu untungnya sudah Rp2,3 triliun," tuturnya.

Kinerja Krakatau Steel didongkrak ekspor

Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan kinerja penjualan hingga Juli 2021 juga melonjak 44,1 persen dibandingkan periode yang sama di 2020 atau secara year on year (yoy). Adapun kinerja penjualan tersebut sangat terbantu oleh kinerja ekspor yang meningkat.

Seperti produk hot rolled coil dan hot rolled plate menjadi produk utama Krakatau Steel yang di ekspor ke berbagai negara di Eropa, antara lain Portugal, Spanyol, Jerman, Italia, Belgia, dan juga ke negara Malaysia dan Australia.

Selain itu, perusahaan juga melakukan efisiensi, dan berhasil menurunkan fixed cost hingga 19 persen dan variable cost hingga 11 persen hingga Juli 2021. Pada 2020, perusahaan juga melakukan efisiensi, di mana biaya operasional berhasil diturunkan hingga 41 persen.

Tak hanya itu, perusahaan juga melakukan restrukturisasi utang pada tahun 2020 yang pada saat itu menjadi restrukturisasi terbesar di Indonesia dengan jumlah Rp29 triliun.

Dengan upaya itu, beban bunga utang selama 9 tahun sebesar Rp12,3 triliun berhasil diturunkan menjadi Rp6,7 triliun. Sehingga, total penghematan yang didapat mencapai Rp9,9 triliun. Adapun di kuartal IV tahun 2021 ini restrukturisasi utang Krakatau Steel akan berkurang sebesar Rp2,9 triliun. Restrukturisasi itu dilakukan dari sisi organisasi dan SDM, termasuk di dalamnya transformasi budaya perusahaan.