Kasihan, Omzet Para Pedagang Hewan Kurban di Bekasi Turun Drastis: Rata-Rata Baru Terjual 70 Persen
Ilustrasi hewan kurban. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah penjual hewan kurban yang membuka lapak dagangannya di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengeluhkan omzet yang turun drastis pada musim Iduladha tahun ini.

Salah satu pedagang yang membuka lapak hewan kurban di Jalan Sultan Hasanudin, Kecamatan Tambun Selatan Surahman mengakui omset penjualan sapi Bima dagangannya menurun hingga 40 persen.

"Sekarang penjualan sapi hewan kurban kebanyakan didapat dari pelanggan lama dan sistem penjualan online," katanya di Bekasi, dikutip dari Antara, Jumat 16 Juli.

Surahman mengatakan pembeli yang datang langsung ke lapak dagangannya terbilang relatif sedikit. Hal itu menurutnya sebagai dampak adanya kebijakan PPKM Darudat di masa pandemi COVID-19.

"Penjualan saat ini hanya melalui sistem online, kalau yang datang langsung itu sedikit, karena mungkin kan ada pembatasan kegiatan masyarakat. Soalnya biasanya pembeli yang datang itu hingga dari luar Kabupaten Bekasi," ucapnya.

Sejak membuka lapak satu bulan lalu Surahman hanya membawa 75 ekor sapi dagangan dan hingga kini baru terjual 70 persen. Kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang mampu mendatangkan sapi asal Bima hingga ratusan ekor.

"Sengaja bawa sedikit karena khawatir tidak bisa menjual keseluruhan sapi yang ada," katanya.

Dia mengaku pada tahun lalu bisa menjual lebih dari 150 ekor namun tahun ini hanya membawa 75 ekor. 70 persen hewan kurban yang berhasil terjual mayoritas melalui aplikasi 'WhatsApp'.

"Yang beli baru pada pelanggan lama, sama kan kita share jualan via online, sebar pamflet, sama nomor WhatsApp di media sosial," ucapnya.

Kondisi serupa dialami Budiyono salah satu pedagang hewan kurban di Jalan Raya Citarik Lama, Jatireja, Kecamatan Cikarang Timur.

Penjualan hewan kurban di lapak miliknya menurun. Jika Budiyono sebelumnya mampu menjual hingga 300 ekor namun tahun ini hanya mampu terjual tidak lebih dari 200 ekor.

"Ini sudah mau dekat Iduladha, biasanya kami sudah bisa menjual sampai 300 ekor, tapi sekarang baru paling 200 ekor saja," katanya.

Ia menduga faktor turunnya penjualan sapi hewan kurban akibat ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 selama hampir dua tahun terakhir.

"Sekarang pembeli itu biasanya melalui online dan yang paling jauh pembeli kita cuma dari Karawang jadi lebih banyak lokal. Pembeli dari Jakarta belum ada, biasanya banyak," kata dia.