Sapi Kurban Berbobot 964 Kg dari Jokowi untuk Parigi Moutong Sulteng
ILUSTRASI FOTO/ ANTARA

Bagikan:

PALU - Presiden Joko Widodo membeli seekor sapi di Sulawesi Tenggara untuk dikurbankan pada hari raya IdulAdha 1442 Hijriah 2021 di Desa Baliara, Kecamatan Parigi Barat, Parigi Moutong. Sapi kurban dari Jokowi ini berbobot 964 kilogram.

"Sapi yang dipesan Presiden sudah siap milik peternak di Desa Sausu Torino, Kabupaten Parigi Moutong," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng Sultan Nisa dikutip Antara, Selasa, 13 Juli.

Nisa menjelaskan, hewan kurban berbobot 964 kilogram itu dibeli Presiden Joko Widodo seharga Rp65 juta, yang merupakan sapi unggul jenis Brahman yang banyak dikembangkan peternak di Tanah Air.

Sebelum dibeli, katanya, pihaknya menginformasikan kepada para peternak yang memiliki ternak kelas unggul yang sering menjuarai kontes ternak sapi di sejumlah kabupaten di provinsi itu.

"Dari sejumlah hewan kurban yang diseleksi, mengerucut pada satu ekor sapi yang dinilai memenuhi syarat. Sebab hewan kurban tidak boleh cacat dan dalam kondisi sehat," ujar Nisa.

Sapi kurban milik presiden telah melalui serangkaian pemeriksaan kondisi fisik dan kesehatan oleh dokter hewan.

Rencananya, hewan kurban tersebut disembelih sehari setelah Lebaran Idul Adha di Desa Baliara, Kecamatan Parigi Barat, Parigi Moutong sesuai penunjukan lokasi oleh pemerintah melalui Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemprov Sulteng.

"Syarat bobot timbangan untuk hewan kurban Presiden 800-1.000 kilogram dan kami mendapat hewan kurban sesuai di persyaratan berbobot 964 kilogram," kata Nisa menambahkan.

Saat ini pemilik ternak tersebut terus mengupayakan menaikkan bobot dan menjaga kondisi fisik serta kesehatan hewan kurban Presiden dengan pemberian pakan teratur agar kualitas daging semakin baik saat disembelih nanti.

"Dengan bobot seberat itu, kami menyarankan pengangkutan hewan kurban ke tempat pemotongan nanti diantar langsung oleh pemilik ternak, karena mereka yang mengetahui teknik pengangkutannya," ujar Nisa.