JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk gabungan tiga Bank BUMN Syariah berkode saham (BRIS) resmi diluncurkan di Istana Kepresidenan Senin, 1 Februari 2021 lalu oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dengan jumlah penduduk muslim di tanah air, Presiden Joko Widodo menyebut potensi Ekonomi Syariah bagaikan 'raksasa yang sedang tertidur' yang jika dibangunkan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BRIS saat itu melonjak 10,74 persen di level Rp1.650 per lembar saham. Akhir 2021 nanti, BSI menargetkan Rp54 triliun untuk proyeksi dana UMKM. BSI juga akan merancang strategi khusus untuk mendukung pertumbuhan dan kemajuan di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Berdasarkan data yang diperoleh hingga September 2020, total dana UMKM sudah mencapai Rp36,36 triliun. Diketahui bahwa sebesar Rp 18,7 triliun merupakan pembiayaan UMKM milik PT Bank BRI Syariah, Rp11,67 triliun milik PT Bank Syariah Mandiri, dan Rp5,99 triliun milik PT Bank BNI Syariah.
Bank Syariah Indonesia merupakan terobosan pemerintah melakukan merger tiga bank syariah BUMN pada pertengahan 2020. Ketiganya, PT BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT BNI Syariah (BNIS) yang kini melebur menjadi satu.
Dalam posisi ini, BRIS akan menjadi pihak yang menerima penggabungan atau entitas survivor tiga bank syariah tersebut. Adapun PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) merupakan nama baru hasil merger atau penggabungan usaha dari tiga bank syariah BUMN.
"Alhamdulillah, banyak pihak yang memberikan dukungan positif akan kebijakan penggabungan tiga bank syariah ini. Di antaranya adalah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Lewat BRIS, PBNU meyakini Indonesia dapat menjadi negara dengan kekuatan ekonomi Islam dunia. Dukungan sekaligus optimisme disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Cholil Nafis," ujar Muhammad Assad, Wakil Ketua Umum MES DKI Jakarta, dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa 6 Juli.
"MUI Pusat juga ikut mendukung dan berharap BSI menjadi kiblat perbankan syariah dunia. MUI Pusat menilai penggabungan tiga bank syariah ini merupakan langkah yang tepat. Harus tepat sasaran dan tepat waktu," imbuhnya.
Dukungan juga datang dari Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Menurut Ma'ruf, BSI sangat tepat. Untuk itu, ia berharap konversi Bank Pembangunan Daerah (BPD) ke Bank Syariah segera terwujud.
Ma'ruf juga melihat saat ini minat masyarakat untuk bertransaksi dengan bank syariah cukup tinggi. Hal itu menjadi momen tepat untuk menguatkan ekonomi dan keuangan syariah nasional. Bahkan survei menyebut saat ini komunitas hijrah sangat tinggi bahkan di kalangan pemuda atau milenial.
Meski demikian, Ma'ruf berpesan agar BSI menjaga mutu dan menjaga layanan. BSI hendaknya tidak hanya sesuai syariah, namun juga menguntungkan bagi para deposan.
"Saya selaku pengusaha muda dan lulusan yang berlandaskan syariah, turut mendukung dan mengapresiasi kebijakan ini. Mengingat Indonesia memiliki penduduk muslim sebanyak 229 juta jiwa atau sebesar 87,2 persen," ujar Muhammad Assad.
"Hal ini membuat saya optimis Indonesia mampu menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia yang tak kalah dengan negara lainnya. Saya yakin kehadiran Bank Syariah Indonesia bisa menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia," imbuhnya.
Perekonomian Indonesia semakin maju dan bersaing di kancah global. Apalagi bila Bank Syariah Indonesia dapat melakukan ekspansi atau kerja sama dengan Dubai, Bahrain, Kuwait, dan Abu Dhabi. Tentu ekspansi ini menjadi modal kekuatan yang sangat besar, meski tidak dipungkiri bahwa prosesnya tidak mudah, akan ada banyak tantangan dan risiko yang juga sama besarnya.
Ada tiga poin yang mendasari kenapa Bank Syariah Indonesia ini bisa dikatakan bagus. Optimisme ini didasari sejumlah hal.
BACA JUGA:
Pertama, dalam kaca mata dunia global, penggabungan tiga bank syariah ini dapat membawa Indonesia masuk top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam lima tahun ke depan. Poin ini selaras dengan visi dari Bank Syariah Indonesia. Sementara pada poin kedua, BSI bisa dilihat dari sisi ekonomi. Ini merupakan salah satu upaya untuk memulihkan kembali perekonomian nasional.
"Saya meyakini, sistem ekonomi menjadi lebih adil dan transparan. Perekonomian Indonesia dengan berbasiskan syariah pun semakin menguat," tutur Muhammad Assad.
Kemudian poin ketiga, penggabungan bank syariah ini dapat menghindari persaingan antarbank syariah.
"Saya melihat Bank Syariah Indonesia memiliki keuntungan yang signifikan dan begitu banyak manfaatnya, yakni dapat membiayai proyek-proyek infrastuktur pemerintah; menggarap bisnis konsumer dan ritel; pasar gadai dan cicil emas; kesehatan; pendidikan, serta penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf," jelasnya.
Bank Syariah Indonesia juga akan memperkuat segmen wholesale banking. Bank Syariah Indonesia tidak hanya baik untuk nasabah nasional tetapi juga untuk investor global, termasuk treasury & international banking guna optimalisasi potensi Global Sukuk.
Hal ini memang pernah diungkapkan ketua Project Management Office Integrasi, Hery Gunardi BSI bisa mengelola aset yang mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun. Disokong lebih dari 1.2000 cabang, 1.700 jaringan ATM, dan 20.000 lebih karyawan yang bakal mendukung Bank Syariah Indonesia.
"Semoga dengan banyaknya dukungan, Bank Syariah Indonesia mampu mengalokasikan infrastruktur tersebut dengan seoptimal mungkin," tutur Muhammad Assad.
Tak hanya itu, BSI tetap teguh pada komitmen untuk mendorong UMKM di Indonesia. Targetnya menjangkau dan mempermudah akses nasabah terutama rakyat kecil yang kesulitan dalam mengakses layanan keuangan syariah.
Kata Muhammad Assad, mengingat bahwa nasabah dan pelaku UMKM merupakan salah satu pilar penting bagi perekonomian Indonesia, jangan sampai dukungan untuk para UMKM kendor dan berkurang.
"Buktikan bahwa Bank Syariah Indonesia bisa menjadi bagian ekosistem dan sinergi pemberdayaan pelaku usaha UMKM. Dari analisis saya, Bank Syariah Indonesia mampu merangkul semua lapisan masyarakat. Semoga prospek Bank Syariah Indonesia semakin baik, berkembang dan penerapannya sesuai dengan prinsip syariah," tuturnya.
"Tentunya disertai dengan kualitas dan teknologi digital terkini. Selamat menjalankan amanat dalam membumikani ekonomi ummat. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan kemudahan dan kelancara," pungkas Muhammad Assad.