Bank Indonesia: Pasar Keuangan Syariah Global Melesat di Tengah Tekanan Instrumen Konvensional
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyebut jika pasar keuangan syariah global berada dalam performa yang cukup gemilang di tengah situasi pandemi COVID-19. Deputi Gubernur BI Sugeng mengatakan instrumen pembiayaan sukuk bahkan telah berhasil melampaui kinerja pasar keuangan konvensional pada 2020 lalu.

“Saat kondisi pandemi berdampak luar biasa terhadap perekonomian, kita lihat kinerja pasar keuangan syariah justru mengalami perbaikan,” ujarnya dalam sebuah webinar bertajuk Ekonomi dan Keuangan Syariah yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) pada Jumat, 3 Desember.

Dalam catatan Sugeng, instrumen sukuk bahkan sukses mencapai pertumbuhan hampir 20 persen year-on-year (y-o-y) pada sepanjang tahun lalu.

“Berdasarkan sukuk report dari International Islamic Financial Market baru-baru ini, penerbitan sukuk global mencapai jumlah yang cukup besar, yaitu 174 miliar dolar AS pada 2020,” tuturnya.

Untuk itu, langkah Bank Indonesia bersama pemerintah dan otoritas terkait yang terus mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah telah sejalan dengan tren positif saat ini.

“Kami sangat yakin bahwa ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi motor perkembangan ke depan,” tegasnya.

Dalam pemberitaan VOI sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang paling aktif menerbitkan instrumen pembiayaan syariah ini.

Bahkan, Kementerian Keuangan melansir jika RI adalah negara pertama di dunia yang menerbitkan instrumen pembiayaan green sukuk, yakni surat utang syariah dengan kombinasi prinsip lingkungan hidup. Sejak pertama kali dirilis pada 2018 silam, instrumen ini telah berhasil menyerap dana investor hingga puluhan triliun rupiah.

Terdapat dua jenis instrumen yang telah dirilis pemerintah. Pertama, global green sukuk dengan nilai Rp3,5 miliar dolar AS atau setara Rp49,7 triliun (kurs Rp14.202). Kedua, green sukuk ritel dengan pangsa pasar dalam negeri sebesar Rp6,88 triliun.