JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus berinovasi memaksimalkan pengembangan instrumen pasar keuangan syariah dalam mendukung pemulihan ekonomi global terus diperkuat.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, Bank Indonesia terus berinovasi memaksimalkan manfaat penggunaan instrumen pasar yang berkelanjutan berupa green sukuk di pasar keuangan syariah jangka pendek.
“Kesuksesan Indonesia menjadi negara penerbit Green Sukuk dengan nilai paling besar di dunia sangat diapresiasi oleh negara-negara anggota IsDB," jelasnya dalam keterangannya, Selasa, 30 April.
Hal tersebut disampaikannya dalam Annual Meeting IsDB ke-50 bertema Accelerating Climate Finance through Green and Sustainability Sukuk yang dihadiri 57 negara anggota IsDB di Riyadh, Arab Saudi.
Dalam kesempatan tersebut, Perry juga menekankan 3 (tiga) faktor kunci keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan dan mengelola Sukuk.
Perry menyampaikan, faktor pertama yaitu mendapatkan komitmen dan membangun proyek investasi yang kuat melalui mitra yang tepat, koordinasi seluruh pemangku kepentingan, serta sosialisasi secara masif.
Kedua, menetapkan strategi dan kerangka Green Sukuk yang jelas yang dilengkapi dengan dukungan politik, kebijakan dan pengaturan, serta kerjasama yang solid antar negara melalui praktik standar.
Ketiga, melakukan penerbitan sukuk untuk mendorong kebijakan moneter dan pengembangan pasar uang.
Sebagai bagian dari kebijakan dalam mendukung stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia juga telah menerbitkan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) sebagai instumen moneter pro-market yang dapat menjadi alternatif instrumen baru untuk mengelola likuditas pelaku keuangan syariah.
"Negara-negara anggota IsDB memandang Bank Indonesia telah sukses menjembatani pasar keuangan jangka panjang, khususnya pasar keuangan berbasis lingkungan, dengan pasar keuangan jangka pendek," jelasnya.
BACA JUGA:
Menurut Perry, capaian tersebut tecermin dari penerbitan Sukuk Bank Indonesia (SUKBI) yang saat ini menjadi instrumen utama pendalaman pasar keuangan dan pengelolaan moneter syariah di Bank Indonesia.
"Penggunaan instrumen green sukuk sebagai underlying penerbitan SUKBI dinilai menjadi hal yang perlu untuk dieksplorasi berbagai bank sentral anggota IsDB dan diperluas kemanfaatannya dalam pendalaman pasar keuangan syariah global," pungkasnya.