JAKARTA – Gubernur bank sentral dunia sepakat bahwa pasar keuangan syariah diharapkan bisa berperan lebih besar untuk mendukung Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) global dalam menghadapi ketidakpastian global akibat normalisasi kebijakan moneter negara-negara utama, seperti Amerika Serikat.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, guna mencapai cita-cita ini maka fokus utama yang menjadi perhatian adalah pengembangan instrumen pasar uang syariah jangka pendek dan standar pengaturan lembaga keuangan Syariah.
“Pengembangan pasar uang dimaksud sangat penting dengan semakin banyaknya negara yang menerbitkan sukuk jangka panjang, termasuk Indonesia yang merupakan penerbit sukuk terbesar di dunia,” ujarnya dalam keterangan pers dikutip Minggu, 12 Juni.
Menurut Perry, diperlukan sebuah transformasi yang komprehensif terhadap sistem keuangan syariah saat ini agar semakin dapat memenuhi kebutuhan di berbagai negara lain.
“Penting untuk bisa mencakup banyak hal, tapi yang paling utama adalah bagaimana terus mengembangkan kapasitas melalui penelitian, standar implementasi yang baik, efektivitas, dan juga keberlanjutan itu pasar keuangan syariah itu sendiri,” tuturnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Gubernur Bank Indonesia menekankan pentingnya dukungan dari sektor keuangan termasuk pembiayaan syariah sebagai alternatif model pembiayaan dalam mempercepat pemulihan ekonomi global serta green financing.
“Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil mengembangkan alternatif pembiayaan syariah yang digunakan untuk proyek besar maupun kecil termasuk sektor swasta dan juga menjadi negara penerbit green sukuk terbesar di dunia,” tutup Perry.