Bagikan:

JAKARTA - Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman, mengungkap dua kunci yang berpotensi mendorong ekonomi kuartal III-2021 tumbuh lebih baik.

Dua kunci ini dapat diupayakan mengingat ekonomi kuartal II-2021 diprediksi hanya akan tumbuh sekitar 1 persen sampai 2 persen atau jauh lebih kecil dibanding target pemerintah sebesar 7 persen sampai 8 persen.

“Triwulan III sangat dipengaruhi triwulan II. Rasanya kalau triwulan III ini kita berharap ada perbaikan pada kinerja ekonomi,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, dilansir Antara, Minggu, 4 Juli.

Rizal menyatakan untuk menciptakan realisasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di triwulan III maka pemerintah perlu mendorong pengelolaan kebijakan industri dengan memanfaatkan sumber daya manusia (SDM).

Menurutnya, hal ini juga dapat menjadi nilai tambah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang pada dasarnya dipengaruhi oleh manufaktur dan industri.

“Pengelolaan kebijakan industri dengan memanfaatkan SDM yang masih tumbuh produksinya itu mestinya didongkrak,” ujarnya.

Terlebih lagi, dari struktur penerimaan jenis pajak utama yang paling memberikan kontribusi justru perdagangan yakni mencapai 5,02 persen berdasarkan realisasi penerimaan pajak per Mei 2021.

Oleh sebab itu, Rizal mengatakan dorongan terhadap sektor perdagangan akan mampu memberikan penguatan lebih optimal terutama dalam penerimaan pajak.

“Saya memandang justru yang paling prospek yang di tengah pandemi ini bagaimana mendorong perdagangan yang basisnya terhadap sumber daya kita masih memiliki daya saing di pasar global,” katanya.

Kunci kedua adalah penanggulangan kesehatan yang lebih baik dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya karena akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi triwulan III-2021.

Ia menuturkan keputusan pemerintah untuk menambah anggaran di bidang kesehatan merupakan langkah yang wajar jika Indonesia menginginkan pemulihan ekonomi lebih cepat.

“Kalau terjaga, mungkin akan membaik, jadi triwulan III semakin baik kalau penanggulangan kesehatan lebih baik,” tegasnya.

Sebagai informasi, pemerintah menambah anggaran penanganan kesehatan menjadi Rp185,98 triliun dari Rp172,84 triliun sebagai bentuk dukungan APBN terhadap PPKM darurat.