JAKARTA - Pemerintah resmi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat untuk wilayah Jawa dan Bali pada 3 hingga 20 Juli 2021. Dengan pemberlakukan pembatasan tersebut otomatis membuat Bali batal membuka pintu masuk untuk turis asing.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan saat ini fokus pemerintah adalah penanganan pandemi COVID-19. Karena itu, di dalam aturan PPKM ada penutupan tempat wisata.
Terkait dengan rencana pembukaan pariwisata di Bali untuk turis asing, Luhut mengatakan semua pasti sudah tau jawabannya. Rencana tersebut, kata dia, tidak mungkin direalisasikan di tengah kenaikan kasus COVID-19 di Tanah Air.
"Kalau Bali jawabnya Anda sendiri bisa jawab lah, enggak mungkin dibuka lagi karena ada (varian baru COVID-19) Delta ini," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 1 Juli.
Luhut mengatakan Saat ini fokus untuk menurunkan lonjakan kasus COVID-19 melalui PPKM Darurat. Adapun penerapan PPKM darurat dengan target penurunan penambahan kasus konfirmasi lebih dari 10.000 kasus per hari.
Cakupan area PPKM Darurat Jawa-Bali yaitu 48 Kabupaten/Kota dengan asesmen situasi pandemi level 4 dan 74 Kabupaten/Kota dengan asesmen situasi pandemi level 3 di Pulau Jawa dan Bali.
"Kita tidak berpikir ke situ lagi sekarang kita sekarang berpikir, bagaimana menurunkan, menyuntik sebanyak mungkin, (menerapkan) protokol kesehatan. Itu sekarang yang kita lakukan," ucapnya.
Seperti diketahui, kasus COVID-19 di Tanah Air terus mengalami penambahan dalam beberapa waktu terakhir ini. Pada hari ini, Kamis, 1 Juli, kasus harian menebus 24.836. Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi penambahan kasus sejak 2 Maret 2020. Adapun kasus kumulatif mencapai 2.203.108.
Bali butuh bantuan
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa Pulau Dewata tengah membutuhkan bantuan wisatawan. Bahkan, laju perekonomian Bali diprediksi masih akan mengalami kontraksi yang dalam pada kuartal II-2021 di level 6 persen hingga 8 persen.
BACA JUGA:
"Bali sangat membutuhkan wisatawan. Ekonominya terkontraksi 12 persen di kuartal III 2020, minus 12 persen di kuartal IV, minus 9 persen di kuartal pertama tahun ini. Saya dapat informasi bahwa kuartal II 2021 kemungkinan minusnya 6 hingga 8 persen. Jadi this is very very sad. Bali terus mengalami kontraksi," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 22 Juni.
Seperti diketahui, tajamnya penurunan perekonomian Bali selama pandemi disebabkan oleh anjloknya tingkat kunjungan wisatawan, baik mancanegara dan domestik. Bali merupakan salah satu provinsi yang ekonominya bergantung pada pariwisata dan ekonomi kreatif.
Jika dilihat dari pintu kedatangan di bandara internasional Ngurah Rai, Bali, terjadi penurunan pertumbuhan hingga 99,97 persen untuk wisman hingga 23 April 2021. Di mana hanya terdapat 348 kunjungan, hal ini jauh lebih rendah dari periode yang sama 2020 dengan 1,21 juta kunjungan.
Sementara kunjungan domestik ternyata mengalami hal yang sama, di mana pertumbuhan wisata domestik minus 57,97 persen dengan kunjungan sebesar 417.000 orang hingga 23 April 2021, berbanding 993.000 kunjungan di 23 April 2020.
Karena itu, kata Sandiaga, untuk mendukung pariwisata Bali kembali menggeliat, Kemenparekraf mencanangkan sejumlah program mulai dari work from Bali hingga paket wisata vaksin COVID-19.
Lebih lanjut, Sandiaga mengatakan untuk wisatawan vaksin ini akan dibuka untuk wisatawan nusantara terlebih dahulu. Namun, tidak menutup kemungkinan juga untuk wisatawan mancanegara.
"Jadi ibaratnya saudara kita yang paling membutuhkan diberikan prioritas. Berdasarkan arahan dari pimpinan bahwa Bali menjadi destinasi pertama (wisata vaksin). Tapi tidak menutup kemungkinan destinasi-destinasi lainnya," ujarnya.