HULU SUNGAI SELATAN - Produk ikan sepat kering hasil olahan warga Desa Muning Baru, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, mampu menembus pasar luar negeri.
"Terdapat beberapa kelompok usaha pengolahan ikan sepat kering di Muning Baru, dan juga produk-produknya sudah sampai keluar daerah, ada beberapa kelompok memenuhi permintaan pasar ekspor," kata Kepala Desa Muning Baru, Gusriadi dikutip Antara, Jumat, 25 Juni.
Selain Pulau Jawa dan Sumatera, negara tujuan ekspor ikan sepat kering ini di antaranya, Malaysia dan Brunei Darussalam, serta ke Arab Saudi.
"Ikan tawar Sepat menjadi salah satu spesies ikan primadona masyarakat Desa Muning Baru, karena populasi ikan sepat di Sungai Muning Baru ini luar biasa banyaknya," ujarnya.
Desa Muning Baru merupakan salah satu desa kondisinya rawa berdekatan dengan sungai, banyak warga yang menjadi pencari ikan namun tidak semua hasil tangkapan ikan di sungai dijual dalam keadaan segar.
"Untuk meningkatkan nilai ekonomis ikan hasil tangkapan ikan sepat, warga desa berinovasi membuat berbagai macam olahan salah satunya ikan asin," imbuh Gusriadi.
Selain di Desa Muning Baru, desa penghasil ikan sepat kering di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, di antaranya Muning Tengah, Daha Selatan dan Desa Bangkau, Kecamatan Kandangan.
BACA JUGA:
Cara pengolahan ikan sepat kering ini cukup mudah, yakni ikan sepat dibersihkan isi perut serta sisiknya dibersihkan hingga bersih, ikan yang sudah bersih ditaburi dengan garam dan dijemur hingga kering.
Hampir sepanjang jalan desa yang merupakan akses ke Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, dan Daha Barat mudah ditemukan kaum perempuan beraktifitas mengolah ikan sepat kering.
Pemilik usaha ikan Sepat Kering, Nurul, mengaku sudag puluhan tahun menggeluti usaha pembuatan ikan sepat kering.
"Produksi ikan sepat kering rata-rata per hari 300 kilo gram dengan mempekerjakan lima sampai enam orang," kata Nurul.
Ikan sepat dengan ukuran kecil dikemas dengan berbagai ukuran dan harga yang berbeda, yakni Rp10 ribu per bungkus.