Menyedihkan, Wanita Baru Melahirkan di Sumut Harus Ditandu karena Akses Jalan Buruk
Camat Parlilitan Eliapzan Sihotang saat melihat perempuan viral yang ditandu di Sumut (Istimewa)

Bagikan:

MEDAN - Video warga menandu wanita usai melahirkan viral di media sosial. Wanita ini harus ditandu karena akses jalan berbatu dan menanjak yang sulit dilalui kendaraan.

Dalam narasi di video dijelaskan warga menandu wanita di Dusun Nambadia, Desa Sihastoga, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasudutan, Sumatera Utara, Selasa, 15 Juni. Warga menandunya sejauh 3,5 km. 

"Ini demi menjaga kenyamanan bagi ibu yang melahirkan. Apabila dibonceng naik kereta (sepeda motor) sangatlah membahayakan nyawa, karena jalan masih tanah dan batu-batuan," tulis postingan yang dilihat, Jumat, 25 Juni.

Agar peristiwa ini tidak terjadi lagi, pengirim video meminta pembangunan jalan di Dusun Namdabia bisa segera direalisasikan.

Camat Parlilitan, Eliapzan Sihotang, saat dikonfirmasi membenarkan akses jalan yang buruk itu. Namun Eliapzan membantah pemerintah tidak memperhatikan pembangunan jalan di sana.

"Kondisi jalan benar adanya, artinya pemerintah bukan tidak memperhatikan, karena (dari dana) APBD tahun 2018, akses jalan di sana sudah dibuka, sekaligus pelebaran. Bahkan tepat itu dulunya tidak ada akses listrik, sejak tahun 2020 sudah merasakan," ujar Eliapzan, Jumat, 25 Juni.             

Menurut Eliapzan hingga kini proses pembangunan di sana terus dilakukan secara bertahap. Pembangunan katanya tidak bisa sekaligus dilakukan menyeluruh.

"Kita menyadari masyarakat kita selalu ingin diperhatikan, walau juga mungkin belum sepenuhnya memahami penggunaan anggaran itu bagaimana? Karena wilayah Humbang Hasundutan itu bukan hanya Kecamatan Parlilitan, tapi ada beberapa kecamatan," jelasnya. 

Eliapzen mengatakan akses jalan di sana dulunya hanya setapak. Lalu dibuka pada tahun 2018 dan sebagian jalan kini sudah diaspal.

"Tahun 2018 kita perlebar, dan sebahagian sekarang sudah ada pengaspalan," jelas Eliapzen. 

Dia juga menjelaskan dusun tersebut berada di wilayah perladangan dan hanya di tempati 8 kepala keluarga. Mereka kebanyakan bekerja sebagai petani.

Soal wanita yang ditandu itu, Eliapzen mengatakan sebenarnya wanita itu baru saja diizinkan pulang setelah melahirkan.

"Setelah melahirkan, koordinasi kami dengan  kapus (kepala puskesmas) bahwa si ibu dan anak sehat, diperbolehkan pulang," ucapnya. 

Namun saat perjalanan pulang wanita itu merasa lemas hingga akhirnya harus ditandu.

"Ya kita mengertilah yang baru melahirkan, butuh asupan gizi, tenaga. Di tengah jalan mungkin kurang berdaya sehingga ditandu seperti itu," sebutnya. 

Camat juga telah berkunjung ke kediaman wanita yang melahirkan itu.