Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menegaskan vaksinasi gotong royong menjadi simbol kerja sama pemerintah dan swasta dalam menyelesaikan pandemi.

Sinergi ini diharapkan bisa mempercepat pemulihan kinerja perdagangan dan ekonomi Indonesia. Vaksinasi gotong royong merupakan bagian dari kearifan lokal dalam memutus rantai penyebaran COVID-19.

"Kita harus memotong mata rantai COVID-19. Vaksinasi gotong royong ini menjadi suatu simbol di masyarakat Indonesia bahwa pemerintah dan swasta bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bersama, secara bergotong-royong. Kita harus disiplin dan menjunjung tinggi kerja sama untuk kebaikan bersama," kata Mendag lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, dikutip dari Antara, Sabtu 12 Juni.

Mendag mengungkapkan tanpa putusnya mata rantai penyebaran COVID-19, kegiatan ekonomi Indonesia dan dunia tidak berjalan sehingga diperlukan vaksinasi yang berkelanjutan.

Namun, jika sudah dilakukan vaksinasi tetap ada yang tertular, ini menunjukkan COVID-19 merupakan virus yang sangat unik. Diperlukan komitmen bersama dalam menghadapi pandemi.

"Vaksinasi gotong royong merupakan bagian dari kerja sama antara yang mampu dengan yang kurang mampu dan bagian tanggung jawab swasta, khususnya perusahaan besar untuk memberikan vaksinasi kepada karyawannya. Artinya, vaksinasi gotong royong akan membantu pemerintah dalam mencapai kekebalan komunitas (herd immunity)," kata Mendag.

Mendag menjelaskan anatomi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi yaitu sebesar 58,96 persen. Konsumsi ini sangat erat kaitannya dengan keadaan ekonomi Indonesia. Untuk itu, agar dapat terus tumbuh pemutusan rantai penyebaran COVID-19 menjadi bagian yang penting.

Pertumbuhan ekonomi juga ditopang dari pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yaitu sebesar 31 persen. Setelah itu, konsumsi pemerintah sebesar sebesar 6,8 persen.

"Artinya masalah konsumsi sangat penting. Target kita pada kuartal kedua tahun ini, konsumsi tumbuh 7 persen agar dapat mendorong pertumbuhan secara rasional," ujar Mendag.

Untuk pasar dalam negeri, pemerintah telah berupaya memperbaiki konsumsi. Pada kuartal pertama 2021, pemerintah telah menghapus pajak barang mewah untuk kendaraan dengan kandungan produk dalam negeri hampir 70 persen. Pemerintah juga menghapus pajak barang mewah untuk properti.

"Setelah memutus rantai penyebaran COVID-19, Pemerintah harus mengembalikan tingkat kepercayaan konsumen agar bisa berbelanja lagi dan ini menjadi bagian terpenting dalam perekonomian Indonesia," kata Mendag.

Mendag mengungkapkan jika dilihat dari negara tujuan ekspor, beberapa negara tujuan ekspor utama sudah menunjukkan perbaikan. China misalnya, ekonomi di kuartal pertama 2021 tumbuh sebesar 18 persen.

Sementara Amerika Serikat, juga sudah menunjukkan perbaikan yang luar biasa. Pada kuartal pertama menunjukkan pertumbuhan 0,4 persen dan diproyeksikan tumbuh 5,1 persen pada 2021.

"Kita bisa melihat, vaksinasi ini memang dapat memutus rantai penyebaran COVID-19 dan dapat menumbuhkan perekonomian," ujar Mendag.