Pengangguran Berkurang? Kepala BPS Bilang Jangan Senang Dulu, Banyak Jam Kerja yang Dipotong
Ilustrasi pencari kerja (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan jika berkurangnya angka pengangguran tidak bisa dijadikan acuan utama dalam menyimpulkan perbaikan kondisi ekonomi di Indonesia.

Menurut dia, banyak masyarakat yang berstatus memiliki pekerjaan namun kontribusi serta produktivitasnya tidak bisa dikatakan lebih baik.

“Jadi jangan senang kalau angka penganggurannya itu turun, karena di dalamnya banyak sekali jumlah pekerja yang masih mengalami pengurangan jam kerja,” ujarnya saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Suhariyanto menambahkan, kondisi yang terjadi saat ini memerlukan pendekatan khusus dalam ketenagakerjaan dan tidak bisa terlalu disamakan dengan situasi sebelum pandemi. Untuk itu, pemanfaatan data tenaga kerja maupun tingkat pengangguran harus dirinci secara lebih detail guna memastikan tingkat produktivitas yang ingin dicapai.

“Jadi sebaiknya kita tidak hanya melihat penurunan pengangguran, tetapi jumlah pekerja yang terdampak shorter hours karena itu dampaknya menjadi besar sekali bagi perekonomian,” tuturnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut jika tingkat pengangguran di Indonesia cukup berkurang pada masa pandemi.

Dalam catatannya, tingkat pengangguran pada periode Agustus 2020 sempat naik ke level 7,07 persen. Namun, angka tersebut kemudian berkurang menjadi 6,62 persen pada Februari 2021.

“Di periode tersebut perekonomian Indonesia, meskipun mengalami kontraksi namun dalam tren pemulihan, berhasil menciptakan kembali 2,61 juta lapangan kerja baru,” ungkapnya saat menyampaikan pidato tanggapan pemerintah atas pandangan fraksi-fraksi DPR RI terhadap RAPBN 2022 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin 31 Mei.

Menurut Menkeu, fakta tersebut kemudian memunculkan harapan bahwa roda perekonomian sudah mulai berputar kencang pasca serangan pandemi COVID-19 yang memukul sektor usaha.

“Penyerapan lapangan kerja ini lebih cepat dari penambahan jumlah pencari kerja baru yang meningkat 1,59 juta orang pada periode yang sama. Dengan demikian, tingkat pengangguran berhasil menurun,” jelasnya.