Bagikan:

JAKARTA - Lion Air memastikan sistem pendingin udara pada penerbangan JT-924 rute Solo - Bali melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo di Boyolali tidak bermasalah. Pernyataan ini menanggapi keluhan anggota DPRD Kota Solo dari Fraksi PDIP (FPDIP), Siti Muslikah, yang merasa kepanasan di dalam pesawat tersebut.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang M. Prihantoro mengatakan penerbangan yang menggunakan Boeing 737-900ER registrasi PK-LHR, dengan jumlah 135 penumpang tersebut telah dijalankan sesuai standar operasional prosedur (SOP).

"Sehubungan dengan keluhan dari penumpang mengenai sistem pendingin udara, perlu Lion Air sampaikan bahwa sebelum keberangkatan pesawat (pre flight check) telah menjalani pemeriksaan secara menyeluruh. Pesawat dinyatakan laik terbang dan beroperasi (airworthy for flight)," kata Danang dalam siaran pers, dikutip Jumat 28 Mei.

Dia menjelaskan, sistem pendingin udara senantiasa dinyalakan (aktif dan bekerja) pada seluruh penerbangan. Hal ini guna memastikan siklus udara bekerja saat di darat dan maksimal ketika di udara.

Lebih lanjut Danang menuturkan, jadwal keberangkatan dari Bandara Internasional Adi Soemarmo pukul 08.10 WIB dan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada 10.25 WITA.

"Lion Air senantiasa patuh menjalankan operasional dan layanan penerbangan berdasarkan ketentuan atau peraturan yang berlaku dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang memenuhi aspek keselamatan keamanan serta sebagaimana pedoman protokol kesehatan," jelas Danang.

Danang menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang apabila pada saat penerbangan merasakan terganggu perjalanannya atas ketidaknyamanan yang timbul.

Dikutip dari bisnis.com, anggota DPRD Kota Solo dari Fraksi PDIP (FPDIP), Siti Muslikah, memarahi dua pramugari Lion Air pada Kamis 27 Mei pagi. Insiden itu bermula ketika Siti dan rombongan Panitia Khusus (Pansus) DPRD Solo tentang Pencabutan Perda berangkat ke Bali sekitar pukul 08.00 WIB.

Rombongan tersebut masuk pesawat 30 menit sebelum keberangkatan. Selama 30 menit menunggu di pesawat mereka dibuat kegerahan lantaran AC pesawat tidak menyala.

Menurut Siti, sebelum pesawat take off penumpang diberi tahu AC akan dinyalakan sesaat setelah lepas landas. Benar saja, sesaat setelah terbang, AC pun dinyalakan.

"Setelah take off memang nyala, tapi nyalanya sangat rendah seperti kehabisan freon kalau mobil. Semua penumpang kipas-kipas," ujarnya.

Akhirnya anggota DPRD Kota Solo itu pun memanggil pramugari Lion Air dan meminta penjelasan atas kondisi yang terjadi. Menurut pramugari, kondisi itu terjadi karena sedang ada perbaikan yang belum selesai.

Tidak lupa pramugari memberi penjelasan sambil meminta maaf. Ketika ditanya Siti kenapa dalam kondisi AC mati tapi pesawat tetap terbang, pramugari tersebut mengaku tidak tahu.

"AC mati kok bisa terbang, aku bilang begitu. Mohon maaf ibu, kami tidak tahu, jawab pramugarinya," ungkapnya.

Siti mengatakan kondisi di dalam pesawat yang AC-nya mati itu sangat gerah dan panas. Dengan kondisi itu akhirnya ia dan penumpang lain terpaksa melepaskan masker.

"Masker kami lepas. Panas seperti itu tidak bisa napas," katanya.