Pabrik Nestle Senilai Rp3,1 Triliun Bakal Dibangun di Batang Jawa Tengah, Diapresiasi Luhut dan Bahlil
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - PT Nestle Indonesia menginvestasikan dana senilai 220 juta dolar AS (setara Rp3,1 triliun) untuk membangun pabrik baru di Bandaraya, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sekaligus perluasan kapasitas produksi di tiga pabrik yakni Karawang, Jawa Barat; Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur; dan Panjang, Lampung.

Presiden Direktur Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar dalam peletakan batu pertama pabrik Bandaraya dan peresmian perluasan pabrik Nestle Indonesia di Batang, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan investasi tersebut merupakan bukti komitmen jangka panjang perusahaan asal Swiss itu di Indonesia.

"Keputusan untuk menginvestasikan 220 juta dolar AS untuk pabrik baru dan perluasan kapasitas pabrik-pabrik kami yang ada saat ini merupakan bukti komitmen jangka panjang kami di Indonesia," katanya sebagaimana disiarkan secara daring lewat saluran Youtube BKPM TV, dikutip dari Antara, Kamis 20 Mei.

Ganesan mengatakan investasi tersebut juga sejalan dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan produksi dalam negeri, khususnya produk bernilai tambah dan berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat.

Lebih lanjut, pabrik baru di Batang akan menggunakan teknologi canggih guna memastikan standar operasional ramah lingkungan yang tinggi.

Ia juga menegaskan sebagaimana pabrik Nestle lainnya di Indonesia, pabrik Bandaraya akan memenuhi persyaratan halal Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Pabrik Bandaraya di Batang akan mempekerjakan 200 orang dengan memproduksikan produk susu cair dan minuman siap konsumsi ketika beroperasi penuh pada 2023," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi komitmen Nestle untuk tetap melakukan ekspansi bahkan membangun pabrik baru meski masih dalam kondisi pandemi.

Menurut Bahlil, bukan hanya nilai investasinya yang perlu mendapat apresiasi, melainkan pula sistem bisnis yang akan diterapkan di pabrik baru itu.

"Nestle tidak membuat suatu desain bisnis di mana bahan bakunya mereka investasi, tapi mereka kerja sama dengan peternak di desa-desa, kecamatan-kecamatan, yang kemudian hasilnya jadi bahan baku untuk kemudian diproses," katanya.

Sementara itu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan apresiasi dan menyambut baik investasi Nestle guna terus mengembangkan bisnis produk susu dan makanan siap konsumsi di Indonesia.

"Tambahan investasi tentunya sangat penting dan menjadi kabar baik dalam upaya menggerakkan kembali ekonomi nasional dan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat yang saat ini masih dalam kondisi sulit akibat pandemi COVID-19," katanya.