Midi Utama, Pengelola Alfamidi Milik Konglomerat Djoko Susanto Ini Bagikan Dividen Rp60,97 Miliar
Konglomerat Djoko Susanto. (Foto: Dok. Forbes)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan ritel PT Midi Utama Indonesia Tbk berkomitmen untuk membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Adapun besaran dividen yang akan digelontorkan pengelola Afamidi ini adalah Rp60,97 miliar.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Midi Utama Indonesia Suantopo Po dalam paparan publik, Kamis 6 Mei mengatakan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan milik konglomerat Djoko Susanto ini memutuskan untuk menggunakan 30 persen dari laba bersih 2020 sebagai dividen.

"Dividen tersebut akan didistribusikan pada 9 Juni 2021. Dividen dibagikan Rp20,85 per saham atau total Rp60,97 miliar," ujar Suantopo.

Sebagai informasi, emiten bersandi saham MIDI tersebut membukukan kenaikan pendapatan sebesar 8,89 persen menjadi Rp12,65 triliun di 2020, meningkat dibanding tahun 2019 yang senilai Rp11,62 triliun.

Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan tipis 1,15 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp200,72 miliar pada 2020.

Dilihat dari kontributor pendapatan, tercatat seluruh lini mencatatkan kenaikan. Pendapatan dari makanan tumbuh 7,16 persen yoy menjadi Rp7,24 triliun dan makanan segar tumbuh 8,34 persen yoy menjadi Rp1,66 triliun.

Sementara pendapatan dari lini nonmakanan naik lebih tinggi lagi asebesar 12,67 persen yoy menjadi Rp3,74 triliun. Adapun, aset dari pengelola gerai Alfamidi dan Lawson ini naik 18,70 persen menjadi Rp5,92 triliun pada akhir 2020 dibandingkan akhir 2019 senilai Rp4,99 triliun.

Liabilitas tumbuh 20,04 persen yoy menjadi Rp4,52 triliun sementara ekuitas hanya naik 14,55 persen yoy menjadi Rp1,22 triliun.

Pemegang saham pengendali Midi Utama Indonesia adlaah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dengan kepemilikan 86,72 persen. AMRT sendiri adalah peritel milik konglomerat Djoko Susanto, orang terkaya nomor 19 di Indonesia versi Forbes tahun 2020 dengan kekayaan mencapai 1,45 miliar dolar AS (sekitar Rp21 triliun).