Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman mengingatkan berbagai pihak terkait untuk memanfaatkan momen lebaran di mana masyarakat kerap lebih banyak membelanjakan uang mereka, sebagai momentum untuk membantu memulihkan ekonomi.

"Kita harus memaksimalkan momentum puasa dan lebaran tahun ini sebagai momen pulihnya perekonomian, ditandai dengan meningkatnya kegiatan jual beli di masyarakat," kata Mahfudz Abdurrahman dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin 26 April.

Menurut dia, tidak lama lagi mayoritas masyarakat di Indonesia akan membelanjakan uang mereka untuk membeli barang dan jasa, sebagai persiapan menghadapi Idulfitri 2021.

Untuk itu, ujar dia, momentum tahunan ini harus dimanfaatkan menjadi pemacu dan pemicu pulihnya perekonomian dalam negeri. Pemerintah juga harus mampu menjaga pasokan dan permintaan dari semua jenis barang.

"Berikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk membelanjakan uangnya dengan harga yang terjangkau dan ketersediaan yang memadai menjadi keharusan. Fungsi pengawasan dari pihak terkait harus benar-benar berjalan," paparnya.

Mahfudz mengapresiasi sikap pemerintah dengan kebijakan mempercepat cairnya Gaji ke-13 dan THR, sehingga diharapkan masyarakat lebih leluasa untuk membelanjakan uangnya, serta diharapkan otomatis memberikan dampak signifikan dalam mendorong peningkatan pergerakan ekonomi ke kondisi yang lebih baik.

Sebelumnya, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) berharap ada pemulihan di sektor industri makanan dan minuman pada momentum Ramadhan dan Lebaran tahun ini.s

Penjualan makanan dan minuman normalnya bisa meningkat sekitar 30 persen pada saat Ramadhan dan Lebaran. Beberapa kategori pangan untuk berbuka puasa maupun momen hari raya bahkan meningkat sampai 100 persen.

"Tahun lalu tidak ada kenaikan bahkan turun. Kami harap ini jangan sampai terjadi di 2021 ini, karena kalau dua tahun terus begini cukup berat," kata Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman dalam dialog virtual "Ketersediaan Pangan Jelang Ramadhan dan Lebaran", Senin 12 April lalu.

Adhi menuturkan saat ini tanda-tanda pemulihan mulai terlihat. Hal itu ditunjukkan dari Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang pada Maret 2021 mencatat posisi tertinggi sebesar 53,2.

Menurut dia, dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 28, capaian tersebut mendorong optimisme untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

Ia menambahkan pertumbuhan ritel pada tahun lalu pun anjlok, padahal pada periode kuartal II yang berbarengan dengan puncak Lebaran itu seharusnya jadi momentum puncak penjualan produk makanan dan minuman. Namun, mengawali 2021 ini, pemulihan dinilai mulai dirasakan, baik dari perbaikan PMI serta mulai meningkatnya permintaan ritel.

"Mulai Januari kemarin banyak ritel yang sudah minta stok dikirim untuk persiapan puasa dan Lebaran, demikian juga pasar tradisional. Ini kami lihat ada harapan di 2021 ini," katanya.