Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat terdapat 421 cekungan air tanah (CAT) di Indonesia yang berada dalam berbagai kondisi.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung mengatakan dari 421 CAT tersebut tersebar di seluruh Indonesia dengan sebaran terbanyak berada di Pulau Sulawesi sebanyak 91 CAT, disusul Pulau Jawa dan Madura sebanyak 80 CAT, Maluku 68 CAT, Sumatera 65 CAT, dan Papua 40 CAT.

"Kalau kita lihat ini cadangan air tanah berdasarkan cekungan ini ada air tanah yang sifatnya, kondisinya adalah sangat rawan, ada cadangan air tanah yang kritis, dan juga cadangan air tanah yang kondisinya rusak," ujar Yuliot, Rabu, 8 Januari.

Dikatakan Yuliot pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah wilayah cekungan air tanahnya masuk dalam kategori kritis. Adapun wilayah yang masuk dalam kategori kritis adalah Denpasar, Tabanan, Brantas, Jawa Timur; Palangkaraya, Kalimantan Tengah; dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Sementara wilayah yang cekungannya masuk kategori rusak antara lain cekungan air tanah Jakarta; Karawang, Bekasi, Serang, Tangerang, Bogor, Bandung, Soreang, Pekalongan, Pemalang dan Semarang

Kemudian sejumlah wilayah yang masuk dalam kategori rawan adalah Yogyakarta, Karanganyar, Boyolali, Metro, Lampung dan Kotabumi, Lampung.

Ia menambahkan, luas cekungan air tanah di Indonesia mencapai 907.615 km2 dengan potensi air tanah di akuifer bebas 496,2 miliar m3 per tahun dan di sistem akuifer tertekan 20,9 miliar m3 per tahun.

Indonesia juga diketahui merupakan pengguna air tanah terbesar ke-9 di dunia.

"Alhamdulillah dengan adanya Permen 14 Tahun 2024, kita melakukan penataan, kira-kira bagaimana pemanfaatan air tanah ini dilakukan secara efektif dan efisien dan juga bermanfaat," tandas Yuliot.