Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah mencatat hingga November 2024, realisasi jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) sebesar 27,33 juta KL atau 86 persen dari total kuota 31,70 juta KL. Tak hanya itu, volume realisasi Jenis BBM Tertentu (JBT) juga tercatat sebesar 16,61 juta KL atau 85 persen dari kuota sebesar 19,58 juta KL.

Menanggapi penyaluran Pertalite yang baru mencapai 86 persen, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati mengatakan realisasi BBM Pertalite tahun ini dipastikan tidak akan mencapai 100 persen.

"Di atas 90 persen pasti mencapai. Tapi tidak sampai 100 persen," ujar Erika kepada awak media yang dikutip Sabtu, 14 Desember.

Erika bilang, realisasi Pertaliote yang tercatat mencapai 83 persen ini bukan dikarenakan penyalurannya yang berkurang, melainkan karena pengawan penyaluran yang telah diperketat oleh pemerintah.

Apalagi, kata dia, saat ini pembelian Solar dan Pertalite sudah mulai mengunakan QR Code via MyPertamina.

"Sekarang semua Solar, kemudian juga Pertalile sudah menggunakan QR Code. Sehingga kemudian memang konsumsinya agak menurun," sambung Erika.

Adapun kuota untuk BBM bersubsidi untuk tahun 2025 bagi Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar untuk tahun 2025 ditetapkan sebesar 18,8 juta kilo liter (KL).

Adapun kuota Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite untuk tahun depan ditetapkan oleh APBN sebesar 31,2 juta KL. Kuota ini turun sedikit dibandingkan 2024 yang dipatok sebesar 31,6 juta KL.

Di sisi lain, pada tahun 2025 pemerintah berencana memberlakukan skema baru penyaluran BBM bersubsidi kepada masyarakat yang berhak. Meski demikian, Erika memastikan pihaknya masih membuka kemungkinan perubahan besaran kuota BBM saat skema mulai dijalankan.

"Kita memperhitungkan nanti bagaimana keputusan dari skema subsidi. Bisa saja (ada perubahan kuota), karena setiap tiga bulan kita evaluasi," tandas Erika.