Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Erika Retnowati melaporkan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite menembus amgka 11,69 juta kiloliter (KL).

"Pertalite telah tersalurkan 11,69 juta kiloliter atau 50,74 persen dari kuota 23,04 juta kiloliter," ujar Erika dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu 8 Juni.

Sementara itu untuk realisasi penyaluran solar tercatat sebesar 6,76 juta KL, 44,77 persen dari kuota tahun 2022 sebesar 15,10 juta KL.

Sementara minyak tanah sudah tersalurkan 0,20 juta KL atau 41,67 persen dari kuota 0,48 juta KL.

"Untuk penetapan tarif gas bumi secara kumulatif sebanyak 72 ruas, dan di tahun 2022 sudah ditetapkan tarif untuk 2 ruas angkutan gas bumi," lanjut Erika.

Dalam kesempatan tersebut ia juga melaporkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari BPH Migas sudah terkumpul sebanyak Rp554 miliar per 31 Mei 2022.

"Artinya sudah 54,4 persen dari target Rp1.018 miliar hingga akhir tahun 2022," pungkas Erika.

Sebelumnya, BPH Migas akan mengeluarkan aturan mengenai pembatasan pembelian BBM jenis pertalite.

Badan Pengatur Hilir dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama PT Pertamina tengah menggodok petunjuk teknis agar penyaluran solar dan pertalite bisa tepat sasaran.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengungkapkan, para pelanggan Pertamina nantinya akan diminta untuk mengisi data diri di aplikasi MyPertamina dan akan diverifikasi untuk menentukan apakah mereka masuk dalam kategori penerima BBM subsidi atau tidak.