Bagikan:

JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah mengajukan kuota BBM bersubsidi untuk tahun 2025.

Kepala BPH Migas, Erika Retnowati mengatakan, proyeksi ini termaktub dalam surat yang dikirimkan kepada Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan tertanggal 6 Februari 2024.

Erika bilang, dalam surat tersebut tercantum parameter perhitungan subsidi jenis BBM tertentu dan LPG tabung 3 kg serta kompensasi BBM untuk penyusunan Outlook tahun anggaran 2024, RAPBN tahun anggaran 2025, dan Medium Term Budget Framework tahun anggaran 2026-2029.

Adapun proyeksi rentang volume Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar sebesar 18,33 hingga 19,44 juta. Sementara minyak tanah diperkirakan sebesar 0,514 juta KL hingga 0,546 juta KL.

"Sementara Pertalite 31,33 sampai 33,23 juta KL," ujar Erika dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin 27 Mei.

Adapun realisasi konsumsi BBM Jenis BBM Khususu Penugasan (JBKP) atau Pertalite hingga akhir April mencapai 10 juta KL atau sebesar 31.36 persen dari target konsumsi sepanjang tahun 2024 yang ditetapkan sebesar 31,60 juta KL.

"Kuota JBKP di 2024 ditetapkan sebesar 31,70 juta KL, sedikit lebih rendah daripada kuota 2023 sebesar 32,56 juta KL," beber Erika.

Dikatakan Erika, pertumbuhan konsumsi JBKP dari 2022 ke 2023 hanya meningkat sebesar 1,8 persen dari 29,49 juta KL pada 2022 menjadi 30,03 juta KL di 2023.

"Mengacu pada realisasi penyaluran di 2023 kuota JBKP di 2024 ditetapkan sebesar 31,70 juta KL sedikit lebih rendah dari kuota 2023 sebesar 32,56 juta KL," sambung Erika.

Di sisi lain, konsumsi Jenis BBM Tertentu (JBT) sejak Januari hingga akhir April mencapai 5,57 juta KL atau mencapai 30.12 persen dari kuota yang dialokasikan sebesar 18,49 juta KL.

"Rinciannya minyak solar 5,4 juta KL dan minyak tanah 0,17 juta KL," pungkas Erika.