JAKARTA - Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede mengungkapkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Prabowo Subianto bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai.
"Ini tentu kita tahu target yang ambisius. Namun bukan hal mustahil. Target harus dibuat ambisius supaya kita bisa bekerja keras. Indonesia pernah mencapai pertumbuhan seperti itu," ujarnya saat mewakili Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Sarasehan 100 Ekonom, Rabu, 3 Desember.
Raden menjelaskan, lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah mencapai 7,3 persen pada pada periode 1986-1987 bahkan pernah mencapai 8,23 persen di tahun 1996-1997.
Menurutnya, untuk kembali mengulang pencapaian tersebut, Indonesia memerlukan extra effort serta dapat mengoptimalkan semua mesin pertumbuhan salah satunya dengan mendorong investasi.
"Investasi perlu terus didorong tinggi, bahkan lebih tinggi dari posisi yang sekarang, yaitu dengan menarik sejumlah sumber pembiayaan untuk melaksanakan berbagai program pembangunan," ucapnya.
Raden menyampaikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus diiringi dengan efisiensi investasi. Selain itu, banyak kapital atau modal yang masuk belum maksimal seperti sektor infrastruktur yang belum dimanfaatkan dengan baik.
Menurut Raden, hal tersebut bisa ditangani dengan menekan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR).
Adapun ICOR Indonesia tercatat masih berada di angka 6,33 persen pada 2023.
"Kita perlu menurunkan ICOR dan dalam rencana Presiden dari 6,96 persen menjadi kisaran 4,5 persen," ujarnya.
BACA JUGA:
Raden menyampaikan kalau ICOR tidak diturunkan maka kebutuhan kapital menjadi semakin besar dan tidak mungkin tercapai penambahan capital 8 persen hingga 9 persen pada PDB.
Artinya, investment to GDP bisa mencapai 42-43 persen dari sekarang 31 persen
"Tapi kalau kita turunkan ICOR maka kebutuhan investasi akan jauh lebih turun," katanya.