Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menetapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk memenuhi kebutuhan energi nasional sebesar Rp10,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp155 triliun pada 2021. Angka itu naik dua kali lipat dari prognosa realisasi belanja modal tahun lalu yang berjumlah 4,7 miliar dolar AS.

"Anggaran itu menunjukkan optimisme Pertamina untuk tetap tumbuh di tengah pandemi COVID-19 dengan melanjutkan pengembangan bisnis yang telah berjalan dan menciptakan program inisiatif baru," kata Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations PT Pertamina Agus Suprijanto dikutip dari Antara, Selasa 13 April.

Agus menjelaskan dari total anggaran capex tahun ini sebanyak 46 persen akan dialokasikan untuk kegiatan hulu migas sebagai upaya memastikan peningkatan produksi serta cadangan migas guna menurunkan impor minyak mentah nasional. 

Selanjutnya, 36 persen lainnya akan dipergunakan untuk melanjutkan pengembangan kilang dan petrokimia.

 Adapun sisanya 18 persen akan diserap untuk kegiatan bisnis perseroan, termasuk melanjutkan pengembangan energi baru dan terbarukan.

"Dengan capex tersebut dipastikan rencana kerja operasional 2021 dapat berjalan dengan baik," kata Agus. 

Sejumlah rencana kerja operasional perseroan sepanjang tahun ini, di antaranya untuk mencapai target produksi migas dari lapangan milik perseroan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, penambahan cadangan migas ditargetkan dapat mencapai 696 MMBOE atau hampir empat kali lipat dari target penambahan cadangan tahun lalu.

Pertamina juga telah menyelesaikan survei kelautan seismik 2D lebih dari 31 ribu kilometer yang merupakan survei seismik terpanjang se-Asia dan Australia dalam 10 tahun terakhir, dalam rangka mencari cadangan migas potensial.

"Kami akan terus melanjutkan kegiatan survei seismik yang agresif untuk mendapatkan potensi tambahan cadangan migas baru, sehingga nantinya meningkatkan rasio cadangan migas terhadap produksi," kata Agus pula.

Pertamina terus menggenjot kegiatan pengolahan, terutama produksi bahan bakar minyak (BBM) yang lebih berkualitas dan lebih ramah lingkungan dalam rangka pemenuhan energi nasional.

Kilang langit biru yang telah beroperasi lebih dari satu tahun mampu meningkatkan produksi BBM jenis pertamax, sehingga menurunkan impor senilai 700 juta dolar AS per tahun.

Perseroan juga secara konsisten akan meneruskan pembangunan kilang melalui proyek RDMP dan GRR, serta pararel menyelesaikan pembangunan green refinery dan industri petrokimia di beberapa kilang.

Sedangkan untuk distribusi gas ditargetkan mencapai 392 ribu BBTU dan transmisi gas sebesar 502 BSCF melalui pembangunan jaringan pipa gas, termasuk infrastruktur jaringan gas sebanyak 500 ribu sambungan rumah tangga.

Dalam program pengembangan energi bersih, Pertamina menargetkan produksi listrik sebesar 4,5 GWh melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, Pembangkit Listrik Tenaga Surya, dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas.

Perseroan juga melanjutkan peran dalam ekosistem baterai untuk kendaraan listrik serta pengembangan dimetil eter.