Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan pemerintah saat ini sedang mengupayakan agar harga tiket pesawat domestik dapat turun sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru 2025.

Saat ini, sambung Dudy, satuan tugas atau satgas penurunan harga tiket pesawat masih dalam tahap membahas permasalahan tersebut.

“Sedang dibahas oleh satgas. Sebelum Nataru kami harapkan sudah ada rekomendasinya (dari satgas),” ujarnya saat ditemui di Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 14 November.

Terkait dengan berapa persen kisaran penurunan harga tiket pesawat yang akan diterapkan, Dudy mengaku belum mengetahuinya.

“Saya belum monitor ke satgas. Nanti kita sampaikan kalau ada (hasil dari satgas),” ucapnya.

Sekadar informasi, Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat dibentuk pada Juli 2024 lalu. Pembentukan satgas ini didasari sebagau upaya pemerintah menciptakan harga tiket pesawat yang lebih efisien di dalam negeri.

Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat terdiri dari Kemenko Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), sereta kementerian/lembaga terkait lainnnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa proses penurunan harga tiket pesawat akan rampung pada bulan Agustus 2024 ini.

“Sedang berproses. Ini lagi kerja dan saya kira enggak sampai bulan ini. Dalam bulan ini mestinya prosesnya (selesai),” tutur Luhut di Jakarta, dikutip Selasa, 20 Agustus.

Luhut menjelaskan bahwa satgas telah mempertimbangkan sejumlah faktor untuk menurunkan harga tiket pesawat. Salah satu solusinya adalah menerapkan sistem multi provider untuk memasok bahan bakar avtur.

Selama ini suplai avtur dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) sehingga harga avtur menjadi tidak kompetitif. Karena itu, untuk mencegah praktik monopoli, pemerintah membuka peluang bagi pihak lain yang bersedia untuk memasok avtur.

“Avturnya Pertamina kan, sekarang kan harganya mulai turun karena kita buka, bukan hanya dimonopoli Pertamina lagi,” jelasnya.

Meski begitu, Luhut bilang avtur bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan mahalnya harga tiket pesawat. Tetapi, ada faktor lainnya.

“Ya itu tadi, kan itu kan ada banyak faktor. Kita kan bicara mana cost yang bisa kita turunkan seperti sparepart dan harga fuel,” kata Luhut.