Saratoga, Perusahaan Milik Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno Siapkan Aksi <i>Stock Split</i> Saham
Konglomerat Edwin Soeryadjaya bersama dengan Sandiaga Uno. (Foto: Instagram @sandiuno)

Bagikan:

JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 5:1. Hal itu dilakukan Saratoga demi menggenjot likuiditas harga saham di pasar dan menjangkau lebih luas harga saham bagi investor ritel.

Permohonan untuk stock split itu akan dimintakan perseroan kepada pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 April 2021. Stock split adalah kegiatan yang dilakukan oleh emiten yang membagi sahamnya menjadi beberapa saham baru, alias adalah pemecahan nilai saham menjadi nominal yang lebih kecil.

Dikutip dari siaran pers Saratoga, Jumat 9 April, rasio pemecahan nilai nominal saham yang diusulkan adalah 1 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham menjadi 1 saham dengan nilai nominal Rp20 per saham. Selain agenda stock split, dalam RUPSLB juga akan meminta persetujuan rencana pembelian kembali (buyback) saham perseroan.

Untuk buyback ini, SRTG telah mengumumkan rencana pembelian kembali saham pada 22 Maret 2021. Adapun, agenda RUPST terpantau agenda rutin seperti permintaan persetujuan laporan keuangan, persetujuan penggunaan laba bersih, penunjukan akuntan publik dan KAP, penetapan gaji, serta pelaporan pelaksanaan program insentif jangka panjang perseroan.

Per Februari 2021, pemegang saham utama SRTG ialah Edwin Soeryadjaya sebesar 33,104 persen, PT Unitras Pertama 32,721 persen dan Sandiaga Uno 21,51 persen.

Presiden Direktur Saratoga, Michael Soeryadjaya pernah mengatakan, perseroan akan terus mencari peluang-peluang investasi baru dan ikut mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

"Kami berharap program vaksinasi yang kini tengah berjalan dapat segera memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dan menghentikan pandemi ini. Saratoga akan terus aktif menjalankan strategi, sehingga pertumbuhan perusahaan akan semakin optimal ketika pandemi telah berakhir," ujar Michael.

Dirinya menjelaskan, sebagai perusahaan investasi yang memiliki pengalaman panjang di Indonesia, Saratoga mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan mengelola semua risiko dan secara konsisten menerapkan strategi diversifikasi. Pendekatan itu, kata Michael, terbukti menjaga perseroan tetap kokoh di tengah ketidakpastian dan cepat tanggap dalam merespons segala perubahan yang dinamis.