Gandeng BUMN, Kemenparekraf Hadirkan Hotel dengan Kearifan Lokal
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian BUMN melakukan rebranding terhadap tiga hotel milik BUMN. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan langkah tersebut sebagai upaya mempromosikan kearifan lokal dan keunikan yang ada di setiap daerah di Indonesia.

Ketiga unit hotel yang memiliki tampilan baru itu di antaranya Inaya Putri Bali (hotel bintang 5) menjadi Merusaka Nusa Dua; Grand Inna Padang (hotel bintang 4) menjadi Truntum Padang. Kemudian Inna Parapat (hotel bintang 3) menjadi Khas Parapat.

Kementerian BUMN telah membentuk holding BUMN hotel dalam dua program pengelolaan dan pengembangan holding hotel BUMN ke depan yakni holding ownership yang dilaksanakan anak usaha PT Wijaya Karya (Persero), PT Wijaya Karya Realty, dan holding operatorship untuk HIN yang kemudian diserahkan kepada Hotel Indonesia Group (HIG) selaku anak perusahaan.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan keputusan tersebut merupakan langkah strategis yang diambil Kementerian BUMN. Mengingat, jumlah kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara akan kembali hadir seiring dengan dibukanya travel corridor pada arah pariwisata baru.

"Memang ini saat yang tepat untuk kita melakukan pembenahan, karena di tengah pandemi ini kita memiliki waktu untuk berpikir kembali. Ini bagian dari inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, temen-temen BUMN juga sepakat jika sektor parekraf menjadi lokomotif keluar dari pandemi ini. Terlebih dengan rebranding 3 hotel yang memiliki unsur kearifan lokal kami harapkan akan tercipta peluang dan lapangan kerja baru," katanya, di Jakarta, Jumat, 9 April.

Sandiaga mengatakan kepemilikan dan pengelolaan hotel memang harus dipisahkan seperti yang dilakukan holding hotel BUMN guna mempermudah kinerja. Kemudian dengan program rebranding ini maka diharapkan akan lebih meningkatkan nilai hotel milik BUMN dan membangun citra positif kepada tamu.

Namun, kata Sandiaga, rebranding ini harus diiringi dengan inovasi baru yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, baik dalam pelayanan, produk, maupun SDM.

"Ke depan diharapkan kita dapat berkolaborasi bersama untuk memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia dengan melakukan aksi nyata untuk mendukung pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya meluncurkan tiga brand dari program rebranding hotel sebelumnya yang nantinya akan secara bertahap dimasukkan ke dalam holding hotel BUMN. Kemudian secara bertahap pada 2021 akan ada 29 hotel di bawah BUMN yang akan melakukan rebranding.

"Dalam 3 tahun ke depan kita akan rebranding 111 hotel, sehingga diharapkan ke depan seiring membaiknya pariwisata pascapandemi kita sudah akan memiliki banyak hotel baru yang bercita rasa Indonesia dan memberikan kebanggaan bagi brand lokal, serta mengusung kearifan lokal di daerah masing-masing," jelasnya.

Direktur Utama HIN Iswandi Said mengatakan pihaknya bertekad mampu mengelola secara profesional jaringan hotel BUMN dengan berstandar internasional di tengah adaptasi normal baru, sekaligus mengusung kearifan lokal atau keramahtamahan Indonesia.

"Kami berambisi menjadi tuan rumah di negeri sendiri sebagai salah satu jaringan hotel Indonesia. Dengan memperhatikan berbagai elemen penting yang khas Indonesia yaitu sight berupa kain tenun Indonesia, sound berupa musik tradisional Indonesia, rasa berupa makanan khas Indonesia dengan standar internasional, scent berupa ramuan dan aromatic khas Indonesia, dan sentuhan berupa Indonesia hospitality," ujarnya.