JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyebut industri daur ulang memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi sirkular di Indonesia.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, industri daur ulang memiliki potensi ekonomi mulai dari hulu hingga hilir.
Tak hanya itu, penyerapan tenaga kerja pada sektor ini dinilai cukup besar.
"Ternyata potensi ekonominya luar biasa, mulai dari hulu sampai dengan hilir, mulai dari pemulung, dia akan mendapat pekerjaan, mendapat nilai tambah. Belum lagi kolektor, millers, buruh pabrik dan segala macamnya, nanti potensi pasar ekspornya juga terdampak," ujar Amalia dilansir ANTARA, Kamis, 3 Oktober.
Amalia menyampaikan, dalam industri daur ulang, penyerapan tenaga kerja untuk pemulung diproyeksikan mampu mencapai 3 juta, kolektor 120.000, buruh pabrik 100.000, penjualan produk daur ulang 60.000 dan industri terkait 40.000.
Dari sisi investasi, diperkirakan mampu mencapai Rp5,15 triliun.
Industri ini juga memiliki potensi ekspor, lantaran China menutup pabrik daur ulang plastik yang berkapasitas 9 juta ton per tahun.
Untuk menunjang industri daur ulang, khususnya di sektor tekstil, kata Amalia, diperlukan pembangunan ekosistem yang memadai, mulai dari pengumpul pakaian bekas, offtaker atau pembeli siaga hingga tempat pengelolaan.
Amalia menambahkan, ekonomi sirkular di sektor industri tekstil perlu untuk terus didorong sehingga mampu meningkatkan pendapatan per kapita sekaligus lapangan pekerjaan.
BACA JUGA:
Menurutnya, saat ini yang terpenting bagi Pemerintah adalah bagaimana bisa memberikan pendapatan per kapita yang lebih baik bagi masyarakat.
"Kalau kita dorong penerapan ekonomi sirkular di industri tekstil, saya yakin ini bisa meningkatkan income per capita, meningkatkan lapangan pekerjaan. Ini pekerjaan ramah lingkungan, sekaligus kita dapat meningkatkan pendapatan per kapita mereka," kata Amalia.