BPJS Ketenagakerjaan akan Kurangi Kepemilikan Saham dan Reksadana
Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengungkap pihaknya akan menyesuaikan portofolio investasinya, yaitu dengan mengurangi komposisi investasi di instrumen saham dan reksadana. Tujuannya untuk menekan risiko penurunan harga di pasar.

Kata Anggoro, pada Februari 2021, rasio kecukupan dana (RKD) program jaminan hari tua (JHT) sebesar 95,2 persen. Menurut dia, jumlah RKD belum pernah mencapai 100 persen sejak Desember 2017 yang mencapai 101 persen.

Lebih lanjut, Anggoro mengatakan, yang menyebabkan RKD tidak mencapai 100 persen karena adanya risiko pasar dari instrumen saham dan reksadana yang porsinya mencakup 23,8 persen dari nilai investasi JHT. Karena itu, manajemen memilih untuk menyesuaikan portofolio investasinya.

"Kami lihat strateginya bisa melakukan perubahan dari saham dan reksadana ke obligasi atau investasi langsung. Sehingga secara perlahan nanti kami akan rekomposisi aset yang ada untuk meminimalisir risiko pasar yang terjadi seperti saat ini," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Selasa, 30 Maret.

Anggoro mengakui bahwa strategi itu akan membuat kepemilikan saham dan reksadana di portofolio JHT semakin mengecil. Namun, hal tersebut akan turut mengurangi dampak fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) terhadap dana BPJS Ketenagakerjaan.

Lebih lanjut, ia mengatakan strategi lainnya yang akan dilakukan manajemen dalam perbaikan portofolio investasi JHT adalah melalui komunikasi intensif dengan emiten-emiten yang sahamnya ada dalam portofolio BPJS Ketenagakerjaan dan berkontribusi terhadap unrealized loss yang sedang terjadi.

Adapun daftar saham BPJS Ketenagakerjaan di antaranya adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) (BBTN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Anggoro juga menyatakan BPJS Ketenagakerjaan akan melakukan rebalancing portofolio deposito ke obligasi. Kata dia, hal ini bertujuan untuk mencapai imbal hasil optimal dan menjaga ketersediaan dana jangka pendek saat program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) mulai dijalankan dalam waktu dekat.

"Kita tahu juga dengan BI 7 days reverse repo rate 3,5 persen, deposito bank-bank juga turun, sehingga ini akan menarik ke bawah yield portofolio kami. Lalu, karena JKP dalam waktu dekat akan diluncurkan, tentu untuk program JKP kami alokasikan aset ke instrumen-instrumen yang lebih jangka pendek," tuturnya.